TEMPO.CO , Jenewa - Utusan Khusus PBB dan Liga Arab untuk konflik Suriah, Kofi Annan, mengumumkan pengunduran dirinya. Dalam konferensi pers, ia mengatakan rakyat Suriah "sangat membutuhkan tindakan nyata" dan mengecam Dewan Keamanan PBB yang dianggap hanya "menunjuk" dan "mengejek".
Annan sebelumnya mengajukan enam poin perdamaian Suriah yang dimaksudkan untuk mengakhiri pertempuran. Namun rencana itu tidak pernah sepenuhnya ditaati kedua sisi. Sebaliknya, eskalasi kekerasan terus meningkat.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan "dengan penyesalan yang mendalam" ia mengumumkan Annan tidak akan memperbarui mandatnya ketika berakhir pada akhir Agustus. Kementerian Luar Negeri Suriah juga menyesalkan pengumuman itu.
Ketika berbicara di Jenewa, Annan mengatakan meningkatnya militerisasi di Suriah dan "perpecahan" di Dewan Keamanan telah "secara fundamental mengubah keefektifan peran saya".
Kofi Annan menjelaskan dari awal bahwa dia menekankan perlu bersatunya tekanan internasional terhadap pemerintah Suriah dan juga pada oposisi untuk membawa mereka ke meja perundingan. Namun, meskipun ada dukungan penuh untuk rencananya di Dewan Keamanan, kekuatan utama gagal mengatasi perpecahan yang mendasar.
Negara-negara Barat tidak pernah berhenti bicara tentang perlunya perubahan rezim ketika mencoba untuk memenangkan dukungan mereka memenangkan ancaman sanksi. Di sisi lain, Rusia tidak pernah berhenti berbicara tentang ilegalnya campur tangan pihak luar dalam konflik Suriah. "Sementara negara-negara regional yang seolah tenang diam-diam mempersenjatai dan membiayai oposisi."
Pada akhirnya, Annan mengatakan keinginannya untuk menciptakan Suriah damai bak peran protagonis. Pengunduran dirinya dianggap banyak kalangan sinyal berakhirnya solusi diplomatik, dan kegagalan Dewan Keamanan menerapkan kebijakan sendiri.
Dia mengatakan masalah itu "diperparah oleh perpecahan dari masyarakat internasional".
Rusia dan Cina memveto resolusi sebanyak tiga kali, dengan alasan bertentangan dengan tindakan yang mungkin dilihat sebagai perubahan rezim yang dipaksakan dari luar. "Ketika orang-orang Suriah sangat membutuhkan tindakan nyata ada yang terus menjadi jari telunjuk dan pengejek di Dewan Keamanan," katanya.
Ia menyatakan Suriah masih bisa diselamatkan dari musibah terburuk jika masyarakat internasional dapat menunjukkan keberanian dan kepemimpinan yang diperlukan untuk kompromi pada kepentingan parsial mereka demi rakyat Suriah.
BBC | TRIP B
Terpopuler
Djoko Susilo Ancam Perkarakan KPK
Panwaslu Miliki Video Rhoma Irama Ceramah SARA
Didiskualifikasi, Atlet Bulu Tangkis Ini Pensiun
Rhoma Irama Terancam Penjara 3 Bulan
Jokowi-Ahok ''Dekat'' dengan Rhoma Irama
6 Skandal Terburuk dalam Sejarah Olimpiade
Rhoma Irama: Saya Hanya Berdakwah
Dipanggil Panwaslu, Rhoma Irama Minta Jadwal Ulang