TEMPO.CO, Ambon -Banjir bandang di Maluku selain terjadi di Kota Ambon, juga menerjang desa-desa di Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Bagian Barat, pada hari yang sama.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Sosial Provinsi Maluku Rosmawaty Arsad, kepada sejumlah wartawan usai rapat koordinasi yang dipimpin Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, di lantai 2 Kantor Gubernur Maluku, kawasan Jalan Pattimura, Ambon, Jumat, 3 Agustus 2012.
Usai rapat koordinasi yang juga dihadiri Panglima Kodam XVI Pattimura, serta para petinggi militer lainnya di Ambon, serta para petinggi Polda Maluku dan instansi terkait, Gubernur Maluku, enggan memberikan keterangan kepada wartawan. “Nanti minta keterangan dari karo Humas saja,” kata Karel Albert Ralahalu, sambil berjalan meninggalkan wartawan.
Menurut Rosmawaty Arsad, hingga kini data korban banjir bandang di Ambon dan daerah lainnya, masih simpang siur dan belum ada data yang akurat. Seperti korban meninggal dunia, Dinas Sosial Maluku, memiliki data hanya 14 orang meninggal setelah ditambah 2 korban dari Seram Bagian Barat.
Sedangkan dari Polda Maluku, mencatat 18 orang meninggal. “Data masih simpang siur. Berikan kami kesempatan melakukan pendataan dulu ya,” ujar Rosmawaty, ketika dicecar pertanyaan.
Kepala Biro Umum dan Humas Setda Maluku Semmy Huwae mengatakan, dalam rapat koordinasi Gubernur Maluku meminta segera melakukan tanggap darurat, agar masyarakat tidak menilai Pemerintah Daerah, tinggal diam saja. “Gubernur juga meminta agar para kepala SKPD turun segera menyelesaikan tanggung jawabnya,” tutur Huwae.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, hingga hari kedua pasca banjir bandang di Ambon, tercatat 5.420 rumah terendan air. Sebanyak 2.170 kepala keluarga (KK) atau 4.718 jiwa, mengungsi ke tempat ibadah instalasi militer, kantor-kantor pemerintah serta ke beberapa sekolah dan kantor camat, maupun tenda-tenda darurat yang disiapkan TNI dan Polri. “Para pengungsi itu berasal 24 desa dan kelurahan di Kota Ambon,” kata Kepala BPBD Kota Ambon Brury Tjokro.
Sedangkan data korban banjir bandang di Maluku Tengah, yang diperoleh dari BPBD Provinsi Maluku, tercatat 29 KK atau 109 jiwa. “Mereka dari tiga desa diKecamatan Salahutu,” ujar Sekretaris BPBD Maluku Zulkifli Wakanno, kepada wartawan.
Adapun korban banjir bandang Dusun Nasiri, Desa Luhu, Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat, tercatat dua orang meninggal dan 1.200 warga mengungsi karena 154 rumah diterjang air bah setinggi 7 meter hingga rusak berat “Yang tersisa hanya 50 rumah yang selamat,” tutur Sekretaris Dusun Nasiri Radi Wagola.
Kepala Polda Maluku Brigjen Muktiono mengatakan, pihaknya mengerahkan ratusan personil Brimob, Sabhara. Satuan Lalu Lintas Polda Maluku dan Personil Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, untuk membantu warga membersihkan rumah mereka. Serdangkan 450 personil TNI, juga dikerahkan untuk memberikan pelayanan kesehatan, makanan dan membantu membersihkan rumah yang terendam lumpur.
MOCHTAR TOUWE