TEMPO.CO, London - Warna kulitnya sawo matang dan rambutnya hitam, tak beda jauh dengan gadis-gadis Indonesia. Dia terlihat tersenyum lebar sembari memegang kalung medali emas yang melingkar di leher dengan tangan kirinya.
Dia adalah Ranomi Kromowidjojo, atlet renang asal Negeri Kincir Angin, Belanda. Ranomi menyabet medali emas setelah memenangi nomor 100 meter gaya bebas perorangan putri Olimpiade London 2012, Jumat, 3 Agustus 2012. Di partai final ini, Ranomi mencatatkan waktu 53,00 detik sekaligus menciptakan rekor dunia baru.
Ranomi lahir pada 20 Agustus 1996 di Sauwerd. Ranomi masih memiliki garis keturunan Indonesia. Ayah Ranomi merupakan imigran dari Suriname dan menikah dengan wanita Belanda. Nama Kromowidjojo sendiri berasal dari kakek Ranomi, pekerja kontrak dari Jawa yang bekerja di perkebunan di Suriname.
Ranomi jatuh hati dengan dunia renang setelah menyaksikan kehebatan dua perenang legendaris Belanda, Peter van den Hoogenband dan Inge de Bruijn. “Saat masih kecil, saya menonton Pieter dan Inge melalui layar televisi,” tuturnya. Sejak saat itulah, Ranomi memutuskan untuk menekuni renang.
Ranomi pertama kali masuk ke skuad Belanda pada 2005 lalu. Namun, hanya berselang dua tahun, idolanya, De Bruijn, memutuskan pensiun. Meski tak bisa adu kehebatan dengan Bruijn, Ranomi masih mendapatkan kesempatan menghadapi rival utama perenang favoritnya itu, yakni Therese Alshammar. "Saya mencoba menatap ke depan untuk bersaing dengan Therese," katanya.
Pada Olimpiade Beijing 2008 lalu, Ranomi mencatatkan hasil manis. Perenang yang dijuluki Flying Dutchwoman ini mempersembahkan medali emas pertama buat Belanda di nomor 400 meter gaya bebas beregu putri. Penghargaan ini diterima Ranomi sebelum dirinya berulang tahun yang ke-18.
Di Olimpiade kali ini, Ranomi mengungkapkan, ia tidak pernah memasang target tinggi. "Saya hanya mengharapkan perlombaan yang bagus," tutur anak asuh Jacco Verhaeren itu. "Saya juga tidak terlalu berfokus dengan waktu, sehingga tidak merasa banyak tekanan."
Pencapaian gemilang Ranomi di Aquatic Centre telah membuat dirinya menjadi idola baru di Belanda serta menggantikan posisi Van den Hoogenband dan De Bruijn yang telah pensiun. "Ini adalah penghormatan yang sangat luar biasa," tutur penyabet gelar atlet wanita terbaik Belanda tahun lalu itu.
BERBAGAI SUMBER | SINGGIH SOARES TONCE
Berita Terpopuler:
Bepe Kapten Timnas Lawan Valencia
Firman Utina Nilai Timnas Dalam Kondisi Bagus
Semen Padang Putus Kontrak 10 Pemain Inti
Mourinho Bakal Kembalikan Performa Kaka
Jelang AFC Cup, Daya Lampu Gajayana Dititingkatkan
Lindegaard Perpanjang Kontrak di MU Hingga 2016
Dzeko Isyarakan Hengkang dari City
Madrid Menang, Mourinho Tetap Tak Puas
Liverpool Menang, Cole Cedera
David Beckham Kagumi Jose Mourinho