TEMPO.CO, Bantul - Bangkai hiu tutul yang terdampar di Pantai Pelangi, dusun Mancingan, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul akan dikubur. Program Manager Animal Friends Jogja (AFJ), organisasi penyayang binatang, Dessy Angelina, mengatakan keputusan sementara itu muncul saat dia berkoordinasi dengan Koramil Kecamatan Kretek, Tim SAR Pantai Parangtritis, Polisi Air kawasan Parangtritis, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul pada Sabtu pagi, 4 Agustus 2012.
"Kepastiannya menunggu persetujuan BKSDA DIY dan DKP Bantul karena mereka akan berkoordinasi dulu dengan pimpinannya," kata Dessy pada Sabtu, 4 Agustus 2012, saat memantau proses evakuasi bangkai hiu tutul sepanjang sembilan meter yang terdampar di Pantai Pelangi sejak Jumat malam, 3 Agustus 2012, kemarin.
Kata dia, organisasinya juga telah meminta bantuan Pemerintah Australia untuk memantau dan mengamankan perjalanan hiu tutul yang nampak banyak melintasi lautan selatan Jawa beberapa hari terakhir. AFJ melakukan hal itu karena hiu di perairan Australia populasinya tersisa 200 hingga 400 ekor. Hewan ini merupakan satwa yang dilindungi di negara tersebut. "Di Indonesia statusnya baru appendiks 2 atau hampir punah (vulnerable) tapi belum dilindungi," kata Dessy.
Berdasar pemantauan AFJ, Dessy menambahkan, terdamparnya dua hiu di pesisir Bantul, kemungkinan akibat terseret ombak saat mencari makanan berupa ikan-ikan kecil. Hiu ini memiliki karakter bergerak secara soliter atau terpisah dari gerombolan saat mencari makanan berupa plankton dan ikan kecil. "Kita berharap hiu yang terdampar langsung dievakuasi dan kalau mati segera dikubur," ujarnya.
Proses evakuasi Tim SAR Parangtritis dan Polisi Air kawasan Parangtritis, sejak Jumat malam hingga Sabtu siang, baru bisa menarik bangkai hiu tutul di Pantai Pelangi ke bibir pantai. Upaya menarik bangkai hiu dengan lebar badan sekitar 2,5 meter ke tengah pantai belum berhasil meski Tim SAR Parangtritis sudah mengerahkan 56 anggotanya dan satu unit traktor.
"Kami masih usahakan penarikan bangkai hiu, soal penguburan dan teknisnya menunggu keputusan akhir DKP Bantul dan BKSDA DIY," kata Ketua Tim SAR Pantai Parangtritis, Ali Sutanto.
Menurut Ali, hiu yang dijuluki oleh nelayan pesisir selatan "Nagalintang" ini pada Jumat malam masih megap-megap, tapi mati pada Sabtu dinihari atau sekitar empat jam sesudah terseret ombak ke bibir pantai.
Ali mengatakan hiu tutul sering ditemui oleh nelayan pesisir Bantul saat mencari ikan di tengah laut. "Mereka berusaha menghindar kalau ketemu, karena badannya besar sementara perahu nelayan kecil jadi bahaya kalau tertabrak," ujarnya.
Hingga Sabtu siang, situasi Pantai Pelangi yang biasanya sepi, mendadak ramai dikunjungi ratusan warga. Situasi pantai di sebelah barat Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo Ini mirip seperti saat ada penemuan bangkai hiu tutul sepanjang 13 meter di Pantai Pandansimo Rabu kemarin.
Bupati Bantul Sri Suryawidati pada Sabtu pagi, juga ikut melihat lokasi penemuan bangkai hiu di Pantai Pelangi bersama sejumlah pejabat Pemkab Bantul. Sejumlah personel kepolisian, angkatan laut, dan koramil juga nampak di lokasi penemuan hiu.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita Populer:
10 Penginapan di Thailand yang Sesuai Kantung
Jumlah Jomblo di Israel Meningkat Drastis
Waspadai Modus Kejahatan Ini di Bandara
Jaringan Pornografi dan Kanibalisme Anak Terkuak
Begini Jaringan Pornografi Anak Itu Terendus
Halte Transjakarta Ditembak Orang Tak Dikenal