TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan jasa layanan transaksi, PT Artajasa Pembayaran Elektronis, menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15 -20 persen di 2013 dibandingkan prediksi 2012. Arya Damar, Presiden Direktur Artajasa mengatakan kenaikan pendapatan perseroan tahun depan akan ditopang oleh kenaikan pendapatan dari transaksi anjungan tunai mandiri (ATM) bersama dan pembayaran (payment) elektronik.
“Kontribusi transaksi ATM bersama dan Payment sebesar 70 persen terhadap total pendapatan perseroan. Sisanya dikontribusi dari unit yang lain,” ujar Arya usai kunjungan ke kantor Tempo, Senin 06 Agustus 2012. Arya enggan menyebutkan perkiraan omzet perseroan tahun ini dan target nilai omzet tahun depan.
Menurut dia, transaksi ATM bersama tahun depan diperkirakan naik 25 – 30 persen. Kenaikan tersebut masih cukup tinggi sebab Artajasama baru meraih 10 persen dari total pangsa pasar ATM bersama. Dari angka 10 persen tersebut setiap nasabah melakukan transaksi rata-rata 3-4 kali per bulan. Tahun ini nilai transaksi rata-rata bulanan ATM bersama diperkirakan mencapai Rp 12 triliun per bulan.
“Dari total sekitar 60 juta nasabah kami baru mendapatkan 7-8 juta nasabah yang bertransaksi lewat Artajasa. Jadi market share kami sekitar 10 persen,” ungkapnya. Penguasa pasar transaksi antar bank saat ini masih dikuasai oleh perbankan nasional, seperti PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT. Bank Negara Indonesia(Persero)Tbk.
Senada nilai transaksi pembayaran (payment) elektronik juga diperkirakan naik 20 persen tahun depan dibandingkan tahun ini. Kenaikan ditopang oleh bertambahnya jenis transaksi dan nasabah baru. Tahun ini nilai transaksi rata-rata pembayaran elektronok sebesar Rp 12 triliun per bulan.
Selain dari transaksi ATM bersama dan pembayaran elektronik, pendapatan Artajasa juga disumbang dari transaksi remitansi. Namun Arya tidak merinci lebih lanjut berapa target kenaikan transaksi remitansi perseroan tahun depan. Tahun ini nilai transaksi remitansi Artajasa ditargetkan sekitar Rp 30 miliar.
Abdul Malik