TEMPO.CO, Jakarta - Melonjaknya harga saham di bursa Wall Street dan Eropa, Jumat lalu, diharapkan dapat memicu kenaikan harga saham di bursa domestik awal pekan ini. Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini coba kembali menggapai level 4.100, memanfaatkan dukungan dari faktor eksternal. Namun, tetap diwaspadai bahwa IHSG juga rawan koreksi setelah berakhirnya musim laporan keuangan emiten.
Data tenaga kerja Amerika Serikat yang meningkat lebih dari perkiraan analis sebelumnya mampu mengobati kekecewaan investor setelah Bank Sentral Amerika (The Fed) dan Bank Sentral Eropa (ECB) tidak menggulirkan stimulus ekonominya.
Lapangan kerja Amerika di sektor non-pertanian meningkat 163 tenaga kerja, lebih baik dari perkiraan sebelumnya sebanyak 101 ribu tenaga kerja. Alhasil, indeks Dow Jones berhasil melonjak 217,29 poin ke 13.096,17.
Analis dari PT eTrading Securities, Betrand Raynaldi, mengatakan akhir pekan lalu indeks naik sangat terbatas. Indikator teknis juga menunjukkan tren penurunan indeks sudah mengecil, tapi kenaikan indeks juga terbatas. “Hal itu membuktikan bahwa tren indeks saat sedang berada dalam fase konsolidasi,” tuturnya.
Pada awal pekan ini indeks diperkirakan akan bergerak dalam rentang 4.040-4.170 dengan kecenderungan bergerak datar. Saham-saham yang bisa menjadi perhatian investor antara lain Bank BRI (BBRI), Adaro (ADRO), Tambang Bukit Asam (PTBA), serta Indika Energy (INDY).
Pada akhir pekan lalu indeks ditutup di level 4.099,813, yang berarti hanya menguat 15,6 poin (0,38 persen) dari pekan sebelumnya di 4.084.212. Musim keluarnya laba emiten domestik serta adanya harapan digulirkannya stimulus dari bank sentral utama dunia membuat indeks sempat menguat hingga ke 4.142.
PDAT | VIVA B. KUSNANDAR