TEMPO.CO, Jakarta - Pelari maraton Indonesia, Triyaningsih, mengatakan dirinya menghadapi beberapa kendala sehingga hanya mampu menempati peringkat ke-84 dari 109 peserta yang berhasil menyelesaikan lomba saat berlaga pada nomor maraton putri Olimpiade XXX London 2012, Ahad, 5 Agustus 2012.
Kendala tersebut, kata Triyaningsih, selain lintasan sepanjang 42,2 kilometer, juga karena cedera kaki dan cuaca yang tidak bersahabat. "Pertama-tama, saya sempat absen lari selama tiga bulan karena cedera setelah SEA Games tahun lalu," kata Triyaningsih seperti dikutip Humas Komite Olimpiade Indonesia, Caesar, kepada Tempo, Ahad, 5 Agustus 2012.
Cedera tersebut menjadi momok yang menakutkan bagi Triyaningsih. Alasannya, kakinya kembali terasa sakit di beberapa kilometer terakhir. Triyaningsih mendapat cedera pada kaki kanannya saat terkena batu ketika latihan di Salatiga, Jawa Tengah, untuk persiapan SEA Games 2011.
London yang kerap diguyur hujan membuat jalanan aspal basah dan tergenang air di beberapa titik. Saat lomba berlangsung, suhu udara di sana 23 derajat celsius. Di beberapa lokasi, rombongan pelari diguyur hujan, tapi di lokasi lain cuacanya cerah dengan sorotan sinar matahari.
Selain kakinya yang kembali terasa sakit, Triyaningsih mengaku beban sepatunya bertambah berat. Pasalnya, genangan air di lintasan membuat sepatunya basah. "Belum lagi tiupan angin yang dingin," kata dia.
Meskipun kondisi lintasan begitu berat, Triyaningsih tak gentar. Triyaningsih sanggup bertahan hingga garis finis dengan catatan waktu 2 jam 41 menit 15 detik dan menempati peringkat ke-84 dari 109 perlari yang berhasil menyelesaikan lomba. "Saya bersyukur masih diberi kekuatan sampai finis," tutur atlet kelahiran Semarang 25 tahun silam itu.
Pelatih Triyaningsih, Pikouli, mengungkapkan kebanggaannya. "Lantaran semangatnya yang tinggi, Triyaningsih sanggup menahan sakit dan bahkan melampaui catatan waktu Limit B Olimpiade 2 jam 45 menit," kata Pikouli.
Pada perlombaan yang dimulai pukul 11 siang waktu setempat tersebut, sebanyak 118 pelari memulai lomba dari titik The Mall yang terletak di pusat kota London. Perlahan-lahan, di antara pelari mulai terbentuk jarak antara kloter pertama hingga terakhir.
Lomba maraton putri tersebut dimenangkan oleh wakil Ethiopia, Tiki Gelana, yang berhasil menempuh lintasan dengan waktu 2 jam 23 menit 07 detik. Gelana berhasil menyabet medali emas.
Beberapa saat menjelang finis, Gelana yang tahu akan menjadi juara, mencium dan membentangkan kedua tangannya. Setelah ia menabrak pita garis kemenangan, Gelana langsung jongkok dan bergegas mengenakan bendera Kenya yang dililitkan ke badannya dan berlari menyusuri penonton. Gelana beberapa kali terlihat memeluk pendukungnya.
Peringkat kedua ditempati oleh wakil Kenya, Priscah Jeptoo, yang menyelesaikan lomba 5 detik di belakang Gelana. Japtoo berhak mendapat medali perak. Di peringkat ketiga ada wakil Rusia, Tatyana Petrova, yang finish 22 detik di belakang Gelana, dan bisa menyumbangkan medali perunggu untuk negaranya.
MUHAMAD RIZKI
Berita Terpopuler:
La Nyalla Minta Bambang Pamungkas cs Bertobat
Kristen Stewart Terus Menangis dan Tak Mau Mandi
La Nyalla Bentuk Timnas Tandingan untuk AFF
Fauzi Salip Jokowi di Rumah Sakit Cipto
Alasan Jusuf Kalla Dukung Jokowi
Simsalabim Jenderal SIM
Rumah Djoko Susilo Dekat Keraton Yogyakarta
Jenderal SIM di Balik Tembok Tinggi
Cerita Simulator SIM Majalah Tempo April Lalu
Pendukung Rhoma di Jawa Timur Datang ke Jakarta