Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Malem Selikuran Surakarta Saingi Kirab Keraton?  

image-gnews
Kirab Peringatan Malam 1 Suro Keraton Surakarta Hadiningrat mengelilingi Keraton (8/12) dinihari. TEMPO/Andry Prasetyo
Kirab Peringatan Malam 1 Suro Keraton Surakarta Hadiningrat mengelilingi Keraton (8/12) dinihari. TEMPO/Andry Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Surakarta - Kegiatan Malem Selikuran untuk menyambut malam ke-21 Ramadan akan kembali dilaksanakan di Surakarta pada tahun ini. Namun, dalam Ramadan ini, akan ada dua kegiatan Malam Selikuran dalam waktu yang bersamaan. Hal ini dikhawatirkan membuat kerancuan dalam bidang budaya.

Keraton Kasunanan Surakarta akan melaksanakan kirab Malem Selikuran dengan rute dari Keraton menuju Masjid Agung, Rabu malam, 8 Agustus 2012. Sedangkan Pemerintah Kota Surakarta bersama Kelompok Sadar Wisata juga akan menyelenggarakannya dengan rute dari balai kota menuju Sriwedari.

“Adanya dua kegiatan ini akan membuat bingung masyarakat,” kata pengamat sejarah dari komunitas Solo Tempo Doeloe, Heri Priyatmoko, Selasa, 7 Agustus 2012. Selama ini masyarakat hanya mengenal kegiatan Malem Selikuran yang diselenggarakan oleh Keraton.

Heri menyebutkan, Malem Selikuran bukan sekadar iring-iringan kirab prajurit Keraton dengan membawa lampu lentera. “Malem Selikuran merupakan sebuah ritual,” katanya. Ritual tersebut dilakukan sejak zaman Pakubuwana IV dan tetap dilestarikan hingga saat ini.

Dia khawatir, pelaksanaan kirab yang diselenggarakan oleh pemerintah hanya berupa gebyar kota tanpa disertai nilai budaya. “Lebih baik pemerintah membuat kirab yang lain tanpa perlu bersaing dengan ritual budaya yang sudah ada,” katanya.

Pihak Keraton sendiri juga mengaku tidak tahu-menahu dengan kegiatan Malem Selikuran yang diselenggarakan oleh pemerintah. Menurut Wakil Pengageng Sasana Wilapa, KP Winarno Kusumo, dirinya pernah diminta oleh Pemerintah Kota Surakarta untuk mempresentasikan kegiatan yang akan dilakukan.

“Setelah presentasi, tidak ada pertanyaan atau tanggapan sama sekali dari mereka,” katanya. Pemerintah juga tidak mengatakan bahwa mereka juga ingin melaksanakan kegiatan serupa. Namun pihak Keraton juga tidak merasa tersaingi dengan kegiatan tandingan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mengakui bahwa Keraton pada tahun ini terpaksa memperpendek rute kirab. Biasanya, mereka menggelar kirab dari Keraton menuju Sriwedari. “Tapi kali ini hanya sampai Masjid Agung lantaran kekurangan biaya,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Widdi Sri Hanto menolak anggapan bahwa kegiatan yang akan dilakukan merupakan kirab Malem Selikuran. “Kegiatan ini hanya kirab lentera,” katanya. Tujuan penyelenggaraan kirab ini juga untuk menyambut datangnya malam ke-21 Ramadan.

Menurut dia, pemerintah sudah berusaha untuk menggabungkan kegiatan itu dengan kegiatan Malem Selikuran yang diselenggarakan Keraton. “Namun upaya ini tidak berhasil,” katanya. Namun dia enggan menyebutkan permasalahan yang menyebabkan penggabungan itu gagal.

Widdi merasa yakin bahwa penyelenggaraan kirab lentera itu tidak akan menyaingi Malem Selikuran yang diselenggarakan Keraton. “Masyarakat menjadi punya banyak pilihan,” katanya. Dia berharap agar kegiatan ini mampu menarik minat wisatawan.

AHMAD RAFIQ

Berita Lain:
Simsalabim Jenderal SIM

Rumah Djoko Susilo Dekat Keraton Yogyakarta

Jenderal SIM di Balik Tembok Tinggi

Cerita Simulator SIM Majalah Tempo April Lalu

Pendukung Rhoma di Jawa Timur Datang ke Jakarta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

17 hari lalu

Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia
Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.


Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

39 hari lalu

Prajurit Bregada berjaga saat Nyepi di Candi Prambanan Yogyakarta Senin, 11 Maret 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.


Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.


Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah


3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

2 November 2023

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

Cirebon punya berbagai destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi, di antaranya 3 Keraton, yakni Keraton Kasepuhan Cirebon, Kanoman, Kacirebonan.


Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

20 September 2023

Sejumlah warga melintas di depan  Keraton Surakarta. Foto diambil beberapa waktu lalu. Foto: TEMPO | SEPTHIA RYANTHIE.
Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

Tanri Abeng menggelar talkshow yang membahas tentang wellness tourism dikaitkan dengan keberadaan 56 keraton di Indonesia.


UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

19 September 2023

Sumbu Filosofi Yogyakarta. Foto:  kebudayaan.kemdikbud.go.id.
UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage.


Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

29 April 2023

Patung dua harimau dan meriam di depan bangunan Jinem Pangrawit  Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, (4/1). TEMPO/Rully Kesuma
Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

Di Cirebon, terdapat 3 keraton yang memiliki sejarah yang unik, yakni Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Ini destinasi wisata di Cirebon.


Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

28 Desember 2022

Keraton Solo. ANTARA/Aris Wasita
Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

Peristiwa konflik internal Keraton Surakarta yang memanas mewarnai pemberitaan media massa menjelang akhir tahun 2022


Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

15 Oktober 2022

Pedagang batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta bersyukur kunjungan wisatawan mulai pulih dan menggerakkan roda perekonomian mereka. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

Jika Anda ingin mencari kain batik dengan corak gaya modern, maka sangat direkomendasikan untuk pergi berbelanja di Batik Rumah Suryowijayan.