TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, selalu berkelit tentang kedekatannya dengan Fahd A Rafiq, tersangka kasus korupsi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah. Meski berada dalam satu naungan organisasi sayap Golkar, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Priyo tidak pernah mau berkomentar.
Dalam beberapa kali kesempatan wawancara pada awal Juli lalu, Priyo hanya menggeleng ketika ditanya kedekatannya dengan Fahd, sesama pengurus MKGR. Dia tak berkomentar sepatah pun, seolah menutup rapat kedekatannya dengan putra penyanyi lawas, A. Rafiq itu. "Jangan dulu ya," katanya.
Namun, Senin sore, 6 Agustus 2012, dalam acara buka bersama yang digelar MKGR di kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat, kebungkaman Priyo sedikit terjawab. Lewat sebuah backdrop raksasa berlatar kuning, gambar Priyo berdampingan dengan Fahd, yang kini mendekam di penjara KPK dalam kasus korupsi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah.
Foto Priyo sebagai ketua MKGR dan Fahd sebagai Ketua Umum Gerakan Muda (Gema) MKGR terletak di sisi kanan. Sedangkan di sisi kiri tampak gambar Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, yang terpampang sendiri. Ketika ditanya mengenai pemasangan foto ini, Priyo lagi-lagi tak berkomentar.
Sejak KPK menetapkan Fahd sebagai terdakwa dalam kasus DPID, dan tersangka dalam kasus korupsi Al Quran, Priyo irit bicara mengenai koleganya itu. Namun, ternyata Wakil Ketua DPR ini masih membangun komunikasi dengan Fahd, dan keluarganya. Dalam buka bersama kali ini, Priyo mengundang ayah Fahd, A. Rafiq untuk menjadi penceramah. "Kalau bukan karena Golkar dan Gema, saya tak akan datang," kata A. Rafiq.
A. Rafiq mengatakan sebagai Ketua Umum Gema, anaknya sangat aktif di partai. Sepengetahuan A. Rafiq, anak kesembilan dari sebelas bersaudara itu juga sering berkomunikasi dengan Priyo. "Tapi saya gak tahu soal masalah itu (kasus korupsi)," ujarnya.
Saat buka bersama berakhir, dan anak-anak yatim mulai berbaris untuk mendapatkan bingkisan, pembawa acara menyampaikan bahwa takjilan, dan bingkisan merupakan sumbangan dari Priyo, Fahd A. Rafiq, Dendy Prasetya, dan Zulkarnaen Djabbar. Ketika dikonfirmasi mengenai ini, Priyo enggan berkomentar. "Ah, enggak usah ditulis."
IRA GUSLINA SUFA