TEMPO.CO, Manila - Banjir akibat hujan deras merendam sebagian wilayah ibu kota Filipina, Manila. Puluhan ribu orang terpaksa mengungsi. Sekolah, kantor, serta bursa tutup.
Sejumlah orang dilaporkan terkubur dalam tanah longsor di Manila. Di tempat lain, lebih dari 50 orang tewas setelah topan Saola melanda seminggu lalu.
Hujan yang terus-menerus mengguyur Manila, Senin siang, 6 Agustus 2012, membuat para pejabat menerapkan tingkat waspada tertinggi untuk mengantisipasi banjir, seperti yang terjadi pada 2009 setelah topan Ketsana menewaskan lebih dari 400 orang.
Badan meteorologi memperingatkan banjir bisa bertambah parah jika Bendungan La Mesa meluap. Sebab, waduk ini merupakan penampungan air terbesar di Manila.
"Jika kita memasukkannya ke persentase, setidaknya 50 persen dari Kota Manila kebanjiran," kata Jean Navarez, petugas pemantau cuaca.
Penduduk yang tinggal di daerah kumuh dan gubuk-gubuk di dataran rendah telah mengungsi di gedung-gedung. Beberapa jalan utama tak bisa dilewati sehingga memutus akses ke beberapa daerah. Bendungan dan saluran air yang terkena banjir saat ini diawasi ketat.
Upaya penyelamatan terhadap warga yang terperangkap banjir masih terus berjalan. "Sangat sulit menyelamatkan warga yang terperangkap karena kami berjuang melawan arus kuat," kata seorang polisi, Eric Baran, kepada kantor berita Reuters.
BBC | RINA WIDIASTUTI
Berita lain:
Masjid di Missouri Terbakar, FBI Turun Tangan
Pria Penyerang Kuil Sikh Bekas Serdadu Rasis
Serangan Mematikan di Gereja Nigeria, 15 Tewas