TEMPO.CO , Jakarta--Dengan air mata berlinang dan suara sesenggukan, terdakwa kasus kecelakaan maut di Tugu Tani, Afriyani Susanti membacakan pembelaan atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum terhadap dirinya. Pembelaan yang ia ucapkan lebih mirip puisi permohonan ampun dibandingkan sebuah pembelaan.
Dengan suara lirih dan tertunduk, ia meminta maaf kepada keluarga korban atas kecelakaan itu. Ia juga meminta maaf kepada keluarga dan kerabatnya atas hardikan dan cemooh yang mereka terima terkait kasus yang menimpanya. Wanita berkerudung abu-abu ini juga meminta pengampunan atas tragedi yang tidak ia lakukan dengan sengaja itu.
Afriyani mempertanyakan mengapa pada awal kejadian itu, media banyak menulis tentang wajahnya yang seperti tidak terlihat ada rasa penyesalan. "Apa mungkin rasa penyesalan hanya terlihat lewat wajah? Apa gunanya ada hati? Saya bukan monster. Saya manusia yang sama seperti semua orang di ruang ini. Saya masih punya hati untuk merasakan penyesalan. Penyesalan ini adalah pelajaran paling berharga untuk melakukan taubat,” katanya di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu 8 Agustus 2012.
Ternyata pembelaan wanita yag memakai rompi tahanan itu tidak memberikan simpati sedikitpun kepada keluarga korban. “Air mata buaya. Saya nggak ada rasa iba sama dia,” kata Maria, salah satu keluarga korban di sela-sela persidangan. Menurut wanita berambut pendek ini, dirinya akan sangat marah apabila nanti Afriyani diputus kurang dari 20 tahun sesuai tuntutan Jaksa.
Maria ingin agar Afriyani merasakan duka yang ia rasakan. Korban kecelakaan Xenia maut itu adalah adik bungsunya, Muhammad Akbar, 23 tahun. Akbar adalah anak kesayangan orang tua Maria. Sedihnya lagi, tepat tiga hari sebelum Akbar meninggal, ayah Maria baru dipanggil Yang Maha Kuasa. “Karena dua orang sekaligus meninggal, ibu saya jadi sakit-sakitan terus. Darah tingginya kumat terus,” kata wanita yang memakai jaket jeans ini.
Maria mengaku lebaran kali ini akan terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ayah dan adiknya tidak akan ikut merayakan kemenangan di hari raya umat Islam itu. Perbedaan lebaran juga akan dirasakan olehh Afriyani. Tahun ini ia akan merayakannya di balik jeruji besi. Walau tempat dan kondisi perayaan lebaran yang berbeda, seharusnya inti lebaran tidak akan berubah bagi mereka berdua, yaitu saling memaafkan.
MITRA TARIGAN
Berita lain:
Pengemudi Xenia Maut Mulai Puasa Daud
Mental Mulai Membaik, Afriyani Tak Butuh Psikiater
Jerat Sopir Xenia Maut, Polisi Minta Saran Pakar
Blakblakan Eksekutif Daihatsu Soal Rem Xenia
Ditanya Kasus Xenia Maut, Kapolda Metro Sewot