TEMPO.CO , Seoul - Samsung Electronics Co menyatakan tak pernah mempertimbangkan untuk membeli Research In Motion atau lisensi sistem operasi mobile baru perusahaan pembuat BlackBerry itu.
Kurangnya dukungan dari mitra potensial seperti Samsung bisa berarti bencana bagi RIM, yang mencari berbagai pilihan untuk menyelamatkan bisnisnya. Saham RIM naik lebih dari 5 persen pada Rabu pagi setelah seorang analis mengatakan lisensi sistem BlackBerry 10 mungkin akan dibeli Samsung.
"RIM telah kehilangan inisiatif di pasar smartphone dan apa yang tersisa tidak terlihat benar-benar menarik bagi perusahaan seperti Samsung," kata Lee Sei-cheol, analis Meritz Securities. "Jika mereka memiliki banyak paten penting, mungkin akan menjadi aset yang paling menarik bagi pembeli potensial lain."
Samsung, pembuat smartphone terbesar di dunia, lebih memilih tetap menggunakan sistem Android milik Google Inc. Perusahaan ini juga membuat ponsel dengan menggunakan sistem operasi Microsoft Windows maupun perangkat lunak proprietary yang disebut Bada.
Strategi untuk membuat ponsel dengan berbagai platform inilah yang membangkitkan spekulasi untuk juga menggunakan lisensi sistem BlackBerry demi memenangkan persaingan dengan Apple. Apalagi, diversifikasi Google, yang kini memiliki sebuah bisnis manufaktur ponsel setelah mengakuisisi Motorola Mobility, juga menjadi ancaman tersendiri.
RIM berencana untuk menggunakan sistem operasi baru, yang dikenal sebagai BB10, generasi teranyar BlackBerry, yang diharapkan lahir tahun depan. BB10 digadang sebagai harapan terakhir RIM untuk mengembalikan kejayaan Blackberry di pasar. Saham RIM telah jatuh lebih dari 80 persen sejak awal 2011 ketika Apple dan pembuat smartphone lainnya mulai melewati keunggulan RIM, yang pernah mendominasi bisnis ponsel cerdas itu.
CNN | TRIP B
Terpopuler
Gubernur Fauzi Bowo Bungkam Soal Video di Youtube
Mahfud MD: Koruptor Hidupnya Panas
Rhoma Irama, Kanan-Kiri Kena Jerat Hukum
Wawancara Tempo dengan Hartati Murdaya
Demokrat: Rhoma Irama Tak Bersalah