Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badak Leuser Bangkit Kembali

image-gnews
Anak badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) Andatu bersama induknya Ratu di SRS Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Lampung, Senin (30/7). ANTARA/Andika Wahyu
Anak badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) Andatu bersama induknya Ratu di SRS Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Lampung, Senin (30/7). ANTARA/Andika Wahyu
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: Badak itu mendongakkan kepala dan menyentuhkan ujung mulutnya pada batang pohon di depannya, seolah sedang menciumnya. Badak betina itu tidak sadar bila tingkahnya itu terekam kamera tak jauh dari dirinya.     

Foto itu adalah bukti kuat bahwa badak Sumatera masih menjelajahi hutan di Taman Nasional Gunung Leuser yang terletak di provinsi paling barat Indonesia itu. "Badak Sumatera kembali dijumpai di Leuser setelah 26 tahun dinyatakan punah," kata Jamal M. Gawi, Direktur Yayasan Leuser International, ketika berkunjung ke kantor Tempo, Senin lalu.

Badak dalam potret bertanggal 9 Desember 2011 pada pukul 13.55 itu bukanlah satu-satunya individu badak Sumatera di kawasan seluas 2,6 juta hektare tersebut. Bersama petugas Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, tim dari Yayasan Leuser International berhasil merekam aktivitas sejumlah badak lain.

Hampir seribu foto berhasil diambil selama setengah tahun ini. Ada foto badak yang terekam tengah mencari makan di tengah hutan dataran tinggi, dan ada yang sedang asyik berendam di kubangan lumpur.

"Jumlahnya diperkirakan 7-25 ekor dan semuanya dalam kondisi sehat," ujar Jamal. Badak betina yang tertangkap kamera dengan kepala mendongak itu diperkirakan berusia 8 tahun.

Keberadaan badak bercula dua di Leuser dipantau lewat sejumlah kamera jebak (camera trap) yang dipasang di beberapa pohon. Tim peneliti memasang 30 unit kamera jebak sejak pertengahan 2011. Semuanya dipasang di lokasi-lokasi kubangan badak. "Badak sangat suka berendam di kubangan lumpur," ujar Jamal.

Kamera menggunakan sensor inframerah untuk mendeteksi pergerakan satwa--salah satunya badak--sekaligus sebagai pemicu kokang kamera. Kamera seketika mengabadikan gambar si badak saat melintas. Tanpa suara, tanpa kilatan lampu sorot, cukup berkedip. Total seribu potret berasal dari dua puluhan badak karena seekor badak bisa terpotret hingga puluhan kali.

Identifikasi jenis kelamin badak ditentukan lewat ciri morfologi badak secara umum. Individu jantan memiliki tubuh relatif lebih besar ketimbang betina. Baik jantan maupun betina sama-sama memiliki dua cula, tapi cula badak jantan jauh lebih panjang dan meruncing. Sedangkan cula badak betina cenderung lebih pendek dan tumpul.

Jamal mengatakan penampakan badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) di Leuser membawa secercah harapan baru bagi upaya konservasi satwa langka tersebut. Apalagi, daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan badak Sumatera berstatus terancam punah. "Hanya selangkah menuju kepunahan," kata dia.

Klaim itu tidak berlebihan. Jumlah badak Sumatera di seluruh dunia diperkirakan hanya tinggal 200 ekor. Itu pun hanya tersebar di Leuser dan Way Kambas di Indonesia serta sebagian wilayah Sabah dan Sarawak di Malaysia.

Badak Sumatera adalah badak terkecil di antara lima spesies badak di seluruh dunia. Tingginya 120–145 sentimeter, dengan panjang tubuh sekitar 250 sentimeter dan berat kurang dari satu ton. Badak ini sangat khas lantaran kulit tebal tubuhnya diselimuti rambut berwarna kemerahan. Ciri ini tidak dijumpai pada spesies badak lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jamal memperkirakan seluruh badak di Leuser yang gambarnya tertangkap kamera adalah individu remaja atau dewasa. Tidak ada satu pun potret yang menunjukkan anakan badak. Namun komposisi individu jantan dan betina belum dapat dipastikan. Perkiraan umur seluruh individu badak juga belum dipetakan. Tim akan mengoleksi kotoran badak yang ada di lokasi kemunculan untuk analisis populasi lanjutan.

Kemunculan badak Sumatera di Leuser sengaja tidak dipublikasikan secara luas. Tim peneliti dari yayasan dan Taman Nasional kompak tidak membuka informasi koordinat lokasi badak. Mereka khawatir informasi akan menyebar ke pihak yang tidak berkepentingan.

"Badak ini tinggal di hutan biasa saja yang bisa dimasuki semua orang. Tidak seperti badak Jawa yang tinggal di kawasan hutan lindung," ujar Jamal.

Indonesia memiliki dua dari lima spesies badak. Selain badak Sumatera, Indonesia juga memiliki badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang hanya  dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Populasinya jauh lebih kecil ketimbang badak Sumatera, yakni sekitar 50 ekor. Tiga spesies lainnya adalah badak hitam (Diceros bicornis) dan badak putih (Ceratotherium simum) di Afrika serta badak India (Rhinoceros unicornis) di Nepal dan India.

Jumlah badak Sumatera terus menurun hingga 50 persen selama dua dekade terakhir. Penyebabnya adalah tingginya perburuan liar untuk mengambil cula badak serta maraknya perambahan hutan yang menjadi tempat hidup badak.

Cula badak dihargai sangat mahal di pasar gelap. Konvensi Internasional Perdagangan Satwa Langka (CITES) menyatakan harga cula bisa mencapai US$ 60 ribu per kilogram.

Penduduk Cina dan Vietnam merupakan konsumen utama cula badak. Sebagian masyarakatnya masih percaya cula badak berkhasiat obat dan diyakini dapat menyembuhkan sakit kepala, demam, penyakit jantung, bahkan beberapa jenis kanker.

Upaya konservasi badak Sumatera sempat menemui harapan baru tatkala seekor badak betina melahirkan seekor bayi jantan di Suaka Rhino Sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Sabtu dini hari, 23 Juni 2012. Andatu--nama bayi badak itu--adalah anak badak pertama dalam 124 tahun yang dilahirkan di penangkaran. Andatu lahir dari pasangan Andalas dan Ratu.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Dingiso. Situs KLHK
Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.


10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

Seekor Kanguru pohon meraih bunga yang telah dirangkai menjadi menarik untuk dijadikan makanannya dalam sesi makan bertemakan Natal di kebun binatang Sydney Taronga di Australia, 9 Desember 2014. REUTERS
10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.


Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah (Instagram/@ralineshah)
Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.


Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di lokasi pembelian tiket kawasan wisata Taman Safari Prigen, Jawa Timur, Kamis, 4 Juni 2020. Penyemprotan cairan disinfektan di lakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona jelang dibuka kembali saat memasuki fase new normal. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.


Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa gunung tertangkap kamera intai di kawasan hutan lindung yang berbatasan langsung dengan Taman Hutan Raya Abdul Latief, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, pada Oktober 2022. Foto/Istimewa
Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.


Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park. Wikipedia/Flickr/ahmed_xp/14314458105
Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.


BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin yang terjaring operasi tangkap tangan tiba di KPK, Jakarta, Rabu tengah malam, 19 Januari 2022. Selain bupati, KPK juga membawa tujuh orang terduga pelaku di antaranya pejabat Aparatur Sipil Negara dan pihak swasta. TEMPO/Imam Sukamto
BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan


KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

Petugas Resor KSDA Agam sedang mengevakuasi baniang coklat, Selasa, 31 Agustus 2021. Kredit: Antarasumbar/Dok KSDA Agam
KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.


Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Seekor singa peliharaan terlihat setelah ditangkap oleh otoritas Kamboja dari rumah seorang pria Cina di Kamboja, setelah muncul di video TikTok, dalam gambar selebaran tak bertanggal yang dirilis pada 28 Juni 2021. [Wildlife Alliance via REUTERS]
Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.


Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) tertangkap kamera di ketinggian 1.092 meter dari permukaan laut di Dusun Cincing, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, pada 4 Agustus 2013. TEMPO/Abdi Purmono
Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.