TEMPO.CO, Jakarta: Budayawan Radhar Panca Dahana menegaskan bahwa Indonesia saat ini membutuhkan seorang diktator yang baik hati atau benevolent autocrats. Menurutnya, saat ini sistem politik, sosial dan ekonomi dibangun atas dasar negosiasi. “Tidak ada kepastian, dan cenderung memenangkan kaum elite pemilik modal,” katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu 11 Agustus 2012.
Pernyataan Radhar terlontar ketika menyikapi makin maraknya korupsi di Indonesia. Sementara, menurutnya, kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlalu lemah untuk mengatasi kuatnya kekuasaan para koruptor.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan, Muhammad Romahurmuzzy, yang juga hadir dalam diskusi itu, setuju dengan lontaran Radhar. Menurutnya, Indonesia pernah punya pemimpin otokratik macam itu. “Ada Soekarno di masa demokrasi terpimpin, dan Soeharto ketika baru memimpin,” katanya. Di era saat ini, terutama dalam konteks pemberantasan korupsi, Romahurmuzzy menilai Indonesia sekali lagi membutuhkan seorang pemimpin yang kuat.
Konsep benevolent autocrats pertama kali muncul dalam riset profesor New York University, William Easterly. Menurutnya, negara-negara yang tidak demokratis cenderung bisa bertumbuh pesat secara ekonomi, karena peran para pemimpin yang otokratik.
ARYANI KRISTANTI
Berita Terpopuler:
Rhoma Irama Ancam Penyebar Ceramahnya
Seberapa Penting Luna Maya Bagi Ariel
Tak Dapat Koalisi Partai, Jokowi Merasa Dikeroyok
Panwaslu Lindungi Pelapor dari Gugatan Rhoma
Habibie Terjun Lagi ke Dunia Penerbangan
RCTI Bantah Cekal Rhoma Irama
Turboprop N-250, Pesawat Andalan Selanjutnya
MNC Juga Bantah Mencekal Rhoma
Pengamat: PKS Punya Andil Besar di Putaran Kedua
Habibie Pakai ''Link''-nya untuk Promosikan Pesawat