TEMPO.CO, Batam - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan pemerintah telah memblokir satu juta situs porno untuk mencegah para pengguna internet membuka dan mengunduh situs porno pemerintah. Menurutnya, masih banyak lagi situs esek-esek yang belum ditutup.
Tifatul menyebutkan ada lima miliar situs porno di dunia, oleh karena itu para pengguna internet harus bijak memperhatikan mana laman yang bermanfaat, dan mana yang kurang bermanfaat dari ilmu dan teknologi itu. "Jangan sampai anak banga rusak akibat kebiasaan nonton situs-situs porno tersebut," kata Tifatul usai menyerahkan dua unit kendaraan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu, 11 Agustus 2012.
Pemerintah, kata Tifatul, telah menyerahkan 5.487 unit kendaraan Pelayanan Internet Kecamatan di seluruh Indonesia, sedangkan untuk Mobil Pelayanan Internet Kecamatan hingga tahun 2012 sebanyak 2.010 unit, yang telah didistribusikan sebanyak 1.800 unit. "Jadi bila ada acara, dan wartawan memerlukan internet untuk kirim laporan, bisa langsung dari lapangan," kata Tifatul.
Ia juga menyinggung soal semakin luasnya cakupan telekomunikasi di Indonesia karena semakin banyak pengguna telepon genggam. Dari hasil penjualan kartu telepon genggam, berputar dana Rp 400 triliun per tahun bagi operator yang ada di Indonesia, sedangkan untuk Telkomsel sendiri memperoleh Rp 125 triliun per tahun.
Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani menyambut baik pemberian PLIK dan MPLIK tersebut, karena Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 2.048 pulau. Pulau itu ada yang belum meiliki jaringan internet. " Nanti internet tersebut untuk pulau yang layak mendapatkannya," kata Sani.
Dikatakan layak apabila penduduknya tergolong ramai, dan jarak antar pulau lain tak jauh, sehingga masyarakat lain bisa memanfaatkannya. Ia menjelaskan Provinsi Kepulauan Riau menerima empat belas unit kendaraan PLIK, dan untuk kali ini diserahkan ke Pemerintah Kota Batam.
Kepala Dinas Kominfo Kota Batam Salim menjelaskan untuk tahap awal pihaknya akan menempatkan PLIK tersebut di Belakang Padang, karena di Pulau ini banyak penduduknya, namun masih sulit mengakses internet. Namun, bagi pengguna internet dikenakan biaya Rp 1.000 hingga Rp 3.000.
Dana ini guna mendukung kelancaran internet tersebut sebab untuk perawatan masih diserahkan kepada vendor. "Di Batam sudah banyak hot spot, jadi di Batam tak begitu mendesak PLIK, tapi di luar Batam sangat dibutuhkan," kata Salim.
RUMBADI DALLE