TEMPO.CO, Surabaya - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) berencana mengganti bahan bakar solar menjadi compressed natural gas (CNG) mulai September 2012. "Penggunaan CNG bertujuan untuk menghemat biaya operasional," kata Direktur Operasi PT Pelni Daniel Bangonan ketika dijumpai di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, pada Sabtu, 11 Agustus 2012.
Penggunaan CNG diharapkan dapat menghemat 30 persen dari biaya operasional perusahaan. "Selama ini, penggunaan solar menghabiskan separuh lebih biaya operasional," katanya. Kebutuhan solar Pelni per tahunnya mencapai 252 juta liter, dengan harga per liternya Rp 4.500.
Selain itu, CNG memiliki pengaruh yang baik bagi mesin kapal sehingga bisa menekan biaya perawatan mesin. "CNG juga tidak menghasilkan asam pekat, jadi kami mendukung program ramah lingkungan," katanya.
Bahan bakar CNG merupakan gas terkompresi metana yang diekstrak dari gas alam. Di Eropa, sebagian besar kapal penumpang sudah menggunakan bahan bakar ini.
Pada pelaksanaannya, akan dilakukan uji coba terlebih dahulu terhadap KM Ciremai, yang melayani rute Dobo-Kaimana-Bau-bau-Makassar-Surabaya-Tanjung Priok-Tanjung Pinang. Kapal ini pun dimodifikasi menjadi kapal berjenis three in one. Jenis tersebut dapat memuat peti kemas, kendaraan, sekaligus penumpang.
SATWIKA MOVEMENTI