Lebaran, PT KAI Sediakan Empat Jalur Kereta Ekonomi

Tampak sejumlah rangkaian gerbong kereta api (KA) ekonomi AC yang sudah dibuat PT Inka untuk angkutan lebaran tahun 2012 di pabrik setempat, Rabu (11/7). TEMPO/Ishomuddin
Tampak sejumlah rangkaian gerbong kereta api (KA) ekonomi AC yang sudah dibuat PT Inka untuk angkutan lebaran tahun 2012 di pabrik setempat, Rabu (11/7). TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Tegal - PT Kereta Api Indonesia menyediakan empat jalur baru pelayanan kereta ekonomi. Langkah ini untuk memenuhi kebutuhan jasa angkutan kereta menjelang arus mudik dan balik Lebaran tahun 2012. “Masing-masing difasilitasi AC,” ujar Manajer Humas Daerah Operasional IV Semarang Sugeng Priyono, Ahad, 12 Agustus 2012.

Menurut Sugeng, kereta ini meliputi tiga rangkaian, masing-masing kereta ekonomi AC dan lima kereta rel diesel elektrik (KRDE) yang diproduksi PT INKA Madiun. Kereta tersebut melayani perjalanan Lebaran rute Surabaya-Madiun mulai 13 Agustus, Surabaya-Blitar mulai 14 Agustus, Cirebon-Tegal-Tanjung Priok, dan Purwokerto-Kutoarjo.

“Masing-masing kapasitas angkut untuk kereta ekonomi AC 768 penumpang, sedangkan kapasitas angkut kereta diesel 304 tempat duduk,” ujar Sugeng.

PT KAI telah menetapkan tarif pelayanan kereta ini antara Rp 55 ribu hingga Rp 160 ribu, sesuai dengan rute yang dilayani. Sugeng mencontohkan, tiket kereta api ekonomi AC Tawangjaya dijual Rp 100 ribu, sedangkan kereta api ekonomi AC Matarmaja Rp 160 ribu. “Sedangkan KRDE AC Surabaya-Blitar Rp 55 biru karena jarak pendek,” katanya.

Kepala Stasiun Besar Kota Tegal Acmad Zahid, yang mendapatkan tugas baru melayani kereta api Tegal Ekspres sebagai program penambahan kereta ekonomi ini, menilai penambahan kereta ekonomi itu membantu pelayanan pengguna kereta api dari stasiun yang ia kelola. “KA Tegal Ekspres bisa memudahkan calon penumpang untuk bisa menikmati layanan kereta yang sebelumnya hanya minim,” ujar Zahid.

Menurut dia, keberadaan Stasiun Kota Tegal selama ini menjadi rujukan masyarakat untuk keperluan perjalanan lintas daerah. Peminat pengguna kereta di salah satu kota di pantai utara ini selalu tinggi sehingga tak jarang sering tak terlayani. “Kami sering menolak penumpang karena memang minim kereta,” katanya.

EDI FAISOL