TEMPO.CO , Seoul - Tahukah Anda dimana tiang bendera tertinggi di dunia? Jawabannya ada di Korea Utara, tepatnya di Gijeong-dong. Sebuah desa yang disebut Korea Selatan sebagai desa propaganda. Gijeong-dong berada di Demilitarized Zone (DMZ), perbatasan terujung dengan Korea Selatan yang mayoritas penghuninya tentara.
Jumat, 3 Agustus 2012, Tempo berkesempatan melancong ke kawasan ini. Kopral Won, pemuda yang tengah menjalani wajib militer, menjelaskan dua desa unik tersebut sepanjang tur. "Tiang bendera di Korea utara tingginya mencapai 160 meter, menjadi yang tertinggi di dunia," ujarnya.
Tiang bendera milik desa tetangga itu sebenarnya menjadi propaganda tiang bendera serupa yang dimiliki Desa Daeseong-dong di Korea Selatan. Gijeong-dong dan Daeseong-dong terpisah jarak 1,8 kilometer. Di Daesong-dong, ada pula tiang bendera setinggi 100 meter. Jadi semacam adu tiang bendera.
Tidak banyak yang diketahui tentang Gijeong-dong. Menurut buku berjudul "Panmujom, Fact about Korean DMZ", desa terluar Korea Utara itu tidak memiliki penduduk. Tapi ada 15-20 pekerja yang mampir setiap hari untuk membersihkan desa dan menaikturunkan bendera. Jelang malam, biasanya ada siaran tentang kebesaran pimpinan, bangsa dan kebijakan Korea Utara yang berlangsung 6-12 jam.
Adapun Daeseong-dong dihuni sekitar 212 orang. Mereka harus tinggal minimal 240 hari selama setahun. "Tapi kebanyakan perempuan dan anak, pria dewasa dilarang," tutur Kopral Won. Keberadaan pria dewasa dari luar desa dikhawatirkan bisa memicu propaganda bagi Korea Utara. Pemerintah Korea Selatan memberi banyak keistimewaan pada desa ini.
"Ada subsidi dan pajak bagi mereka," kata Kopral Won. Bahkan beras yang diproduksi di kawasan ini pun memiliki label khusus, rice DMZ. Mayoritas penduduk Daeseong-dong adalah petani. Mereka berhak memiliki lahan hingga 17,5 acree atau 70 ribu meter persegi. "Luas yang lebih besar ketimbang rata-rata petani Korea Selatan," ujarnya.
Tapi untuk pendidikan, Daeseong-dong hanya memiliki satu sekolah dasar dan satu taman kanak-kanak. Jadi siswa yang beranjak remaja harus keluar desa untuk sekolah yang lebih tinggi. Aktivitas anak-anak di desa kebebasan kadang diramaikan dengan tentara Amerika Serikat.
Sayang, tur tidak termasuk kunjungan ke desa. Bus JSA hanya melewati gerbang desa dan melihat dua tiang bendera yang menjulang. Tak jua kami jumpai penduduk desa. Penduduk desa Daeseong-dong hanya boleh beraktivitas hingga pukul 11.00 malam. Setelah itu yang tersisa hanyalah tentara patroli.
DIANING SARI
Berita Lain:
Dukungan PKS Dinilai Mencurigakan
Isu SARA Foke Unggul, Isu Perubahan Jokowi Menang
Ditinggal PKS, Jokowi Pasrah
Ini Strategi Foke-Nara di Putaran Kedua Pilgub DKI
Jokowi Kaget Terima Penghargaan dari Bangkok
Kubu Jokowi Mengaku Siap Dikeroyok