TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ahli pengobatan tradisional Tionghoa yang sudah 32 tahun membuka praktek di Jakarta, Cim An, mengatakan tidak mudah untuk menjadi sinse.
"Ada syarat yang harus dipenuhi seorang sebelum berpraktek di sebuah klinik," kata Cim An seperti dilansir Majalah Tempo edisi 10 Juni 2012.
Pertama, mereka harus memiliki ijazah ilmu pengobatan Cina, sama halnya dengan dokter yang memperoleh ijazah kedokteran. Untuk bisa memperoleh ijazah itu, mereka wajib menempuh pendidikan minimal lima tahun di Tiongkok sana.
Setelah lulus, mereka tak boleh langsung buka praktik sendiri. Selama dua tahun mereka magang terlebih dahulu di rumah sakit dengan bimbingan sinse senior. "Baru pada tahun kedelapan mereka bisa berpraktek di klinik sendiri," kata Cim An.
Spesialisasi dalam dunia sinse juga ada. Cim An, misalnya, mengambil spesialisasi tulang. "Kalau ada sinse mengatakan bisa menyembuhkan semua penyakit, itu perlu diragukan," katanya.
Setelah memenuhi kompetensi akademis dan berpraktek, seorang sinse tidak boleh keluar dari jalur dan membuat cara pengobatan sendiri. Standar dan pakem—disebut Sechen Pakang—tetap harus dijaga.
Prinsip umum ini terdiri atas empat standar prosedur diagnosis dan delapan prinsip keseimbangan pengobatan. Sinse yang baik juga menggunakan hasil laboratorium untuk membantu diagnosis.
Perintis pengobatan Timur dalam dunia medis Indonesia, dokter Dharma Kumara Widya mengatakan satu-satunya metode pengobatan Cina yang paling bisa diterima logika medis dan dibuktikan secara empiris adalah akupunktur.
Kendati metode pengobatan Cina lainnya belum bisa dibuktikan secara medis, Kepala Departemen Akupunktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini meminta masyarakat tidak apriori terhadap pengobatan tradisional Cina.
"Sebab, kalau tidak bermanfaat, bagaimana mungkin pengobatan tradisional itu bisa bertahan hingga ribuan tahun dan terus ada dan dipakai hingga saat ini?" katanya.
Kalau pun ada yang dipermasalahkan, itu adalah iklan yang berlebihan. Apalagi dengan berbagai testimoni. Iklan memakai testimoni ini, menurut dia, sama saja dengan memberi harapan berlebihan yang belum tentu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Kalau benar hasilnya, sih, tidak apa-apa. Tapi kalau tidak itu, kan, namanya membohongi publik," ujar Dharma.
CHETA NILAWATY | RINI KUSTIANI
Berita terpopuler lainnya:
Ramai-ramai Klinik Tong Fang, Begini Praktiknya
Dinas Kesehatan ''Sentil'' Iklan Klinik Tong Fang
Ke Klinik Tong Fang, Berobat karena Penasaran
Berobat di Klinik Alternatif Cina Mahal?
Belum Ada Aturan Soal Klinik Pengobatan Cina
Salon Hewan Berbahan Herbal ala UG