Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bumi Rugi, Investor Ragu

image-gnews
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat batubara di Pelindo II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, (20/6). ANTARA/Rosa Panggabean
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat batubara di Pelindo II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, (20/6). ANTARA/Rosa Panggabean
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: Bumi Plc, induk usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Berau Coal Energy Tbk, merugi (yang diatribusikan pemilik entitas) sebesar US$ 117 juta sepanjang semester satu tahun ini. Kerugian ini disebabkan kerugian anak usaha, terutama karena pembayaran bunga yang tinggi dan kerugian turunan dari Bumi Resources.

Pengamat pasar modal, Steve Susanto, mengatakan kerugian yang masih dialami Bumi Plc akan mempengaruhi minat investor dalam negeri dalam melihat saham anak usahanya yang tercatat di bursa.

"Mungkin produksi batu bara mereka bagus, tetapi investor ragu kepada jumlah utang yang terlalu besar," ujarnya kepada Tempo.

Dia menilai, kinerja operasional Bumi Resources dan Berau Coal terbilang bagus. Meski menurun 3,61 persen, harga rata-rata penjualan batu bara Bumi Resources yang mencapai US$ 88 per ton dia nilai masih baik. Sedangkan harga rata-rata penjualan batu bara Berau Coal meningkat 2,68 persen menjadi US$ 76,6 per ton. "Harga Bumi Resources saat ini berarti masih ada di grade 6-7," kata Steve.

Sampai sekarang, saham BUMI belum terlalu dilirik asing. Ini disebabkan ada masalah dalam balance sheet perusahaan. "Kalau sampai tidak dilirik asing, berarti ada sesuatu yang tidak bagus di dalamnya. Bukan karena profit loss, tetapi karena balance sheet," ujarnya.

Chief Executive Officer Bumi Plc, Nalinkant Amratlal Rathod, mengakui kerugian yang dialami perusahaan dipengaruhi oleh kerugian anak usaha. Kehilangan utamanya karena pembayaran bunga yang tinggi dan kerugian turunan dari BUMI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, harga batu bara thermal yang jatuh secara signifikan selama beberapa bulan terakhir, bersama dengan harga logam mineral lainnya, turut menyumbang kerugian perusahaan kali ini. "Ini menjadi tantangan ekonomi global. Jelas ini menjadi perhatian kami karena jika berkepanjangan akan sangat mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan,” katanya.

Untuk itu, menurut dia, perusahaan berupaya mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi di pos mana pun. Anak usahanya, Bumi, juga berupaya menurunkan tingkat utang dengan cara mencairkan investasi dan aset-aset non-inti.

SUTJI DECILYA | SETIAWAN


Terpopuler:
Produsen Kopi Akan Keluarkan Sertifikat Bersama

Indonesia Harus Waspadai Ancaman Krisis Ekonomi

Blok Cepu Terhambat, SBY Panggil Bupati Bojonegoro

Kedelai Lokal Tidak Dilirik Pengusaha Tahu Tempe

Air Asia dan Garuda Buka Rute Baru Ke Lombok

Tata Niaga Kedelai Tunggu RUU Pangan

Pemerintah Lemah Awasi Impor Daging Sapi

Penghematan, Pelni Ganti Solar ke Gas

Empat Langkah Atasi Defisit Neraca Berjalan Indonesia

Pertamina Berikan Insentif untuk SPBU Titipan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

21 hari lalu

Mantan Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) Tbk periode 2011-2016 Milawarma (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani sidang tuntutan kasus dugaan tindak pidana korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS) di Pengadilan Tipikor PN Palembang Klas 1A khusus, Sumatera Selatan, Senin, 1 April 2024.  Milawarna divonis bebas dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS) oleh PT Bukit Asam Tbk melalui PT Bukit Asam Investama (BMI) yang merupakan anak usaha PT Bukit Asam Tbk. ANTARA/Nova Wahyudi
Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).


Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

36 hari lalu

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat merespon soal namanya muncul sebagai kandidat Ketum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Juli 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

Pusat Studi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Pusesda) menolak rencana Bahlil membagikan izin usaha pertambangan (IUP) ke organisasi kemasyarakatan.


Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

36 hari lalu

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 24 Mei 2023. Rapat tersebut membahas penjelasan terkait perpanjangan izin ekspor tembaga, timah, bauksit, dan mineral lainnya, rencana mitigasi dampak pelarangan ekspor mineral, blueprint pengembangan ekosistem industri pengolahan mineral. TEMPO/M Taufan Rengganis
Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah mencabut 2.051 Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejak 2022.


Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

45 hari lalu

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

Neraca dagang antara Indonesia dan Vietnam mencapai USD 12,84 Miliar sepanjang 2024 lalu.


Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

47 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Simbara menaikan penerimaan pajak batu bara.


Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

56 hari lalu

PLTU Suralaya, Cilegon, Banten. TEMPO/Dasril Roszandi
Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).


Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida secara resmi membuka KTT Peringatan 50 Tahun Kemitraan ASEAN-Jepang di Tokyo, Minggu (17/12).
Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.


Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

16 Februari 2024

Ilustrasi Batu Bara. shutterstock.com
Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

Sepanjang Januari 2024, nilai ekspor batu bara tercatat US$ 2,41 miliar, turun dari bulan sebelumnya US$ 3 miliar.


Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

12 Februari 2024

Sexy Killers. youtube.com
Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

Sebelum Dirty Vote, Dandhy Laksono Lebih Dahulu menggarap Sexy Killers yang tayang ketika masa tenang Pemilu 2019. Dengan kisah berbeda, Sexy Killers lebih membahas persoalan lingkungan di Indonesia.


Tom Lembong Ingatkan Luhut soal Harga Nikel: Hati-hati Berbicara Terlalu Dini

10 Februari 2024

Thomas Lembong dan  Luhut Binsar Pandjaitan. ANTARA
Tom Lembong Ingatkan Luhut soal Harga Nikel: Hati-hati Berbicara Terlalu Dini

Co-captain Timnas AMIN Tom Lembong angkat bicara soal pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengenai harga nikel.