TEMPO.CO, Jakarta -Paduan Suara Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Paragita berhasil meraih penghargaan khusus dalam 25th Bela Bartok International Choir Competition di Debrecen, Hungaria yang berlangsung pada tanggal 26-30 Juli 2012 lalu. Paragita mendapat kusala 'Outstanding interpretation of Agnus Dei by Peter Toth' untuk interpretasi lagu wajib terbaik di babak semifinal.
Lagu 'Agnus Dei' karya komposer Hungaria Peter Toth menjadi lagu wajib yang dibawakan oleh seluruh peserta kompetisi. Lagu itu merupakan lagu komposisi kontemporer untuk paduan suara campuran. "Interpretasi lagu kontemporer atau modern itu lebih luas karena pakemnya tidak ada. Ini kesulitan dalam membawakan lagu-lagu modern," ujar Konduktor Paragita UI Aning Katamsi dalam keterangan yang diterima Tempo, Senin, 13 Agustus 2012.
Dalam kompetisi ini, Indonesia menempatkan dua wakilnya di babak semifinal. Selain Paragita UI, paduan suara Gracioso Sonora asal kota apel Malang juga menjadi kompetitor. Mereka bersaing dengan kelompok lain asal Latvia, Amerika Serikat, Belgia, Hungaria, Ukraina, Jerman, Filipina dan negara lainnya.
Namun sayangnya, Gracioso Sonora pimpinan Budi Susanto Yohanes harus rela tak lolos ke babak final kompetisi. "Kita sih harapannya memang tampil bener aja, nggak nargetin apa-apa," ujar Budi. Dengan demikian, Paragita UI menjadi satu-satunya wakil Indonesia di final dua kategori sekaligus.
Meski berhasil meraih penghargaan khusus, Paragita UI harus mengakui keunggulan Youth Choir Kamer asal Latvia yang keluar sebagai juara umum kompetisi. Paduan suara ini berhasil memukau juri dan meraih nilai tertinggi dalam kompetisi sebesar 97,4 poin.
Latvia berhasil mengalahkan kelompok University University of Delaware Chorale asal Amerika yang menduduki tempat kedua dengan nilai 91,8. Sedangkan posisi ketiga diraih oleh KammerChor Saarbrucken asal Jerman dengan skor 90,2.
Paragita UI sendiri harus puas bertengger di peringkat empat dengan poin 80,9. Kelompok yang beridir sejak Agustus 1983 ini berhasil mengungguli mantan juara kompetisi ini 2008 lalu asal Filipina, yaitu University of Phillipine Singing Ambassador yang harus puas berbagi tempat bersama Academic Choir of Kharkiv Philharmonic dengan skor sama 80,7 di posisi juru kunci klasemen akhir.
Sedangkan untuk kategori paduan suara sejenis, Paragita kembali meraih posisi keempat dengan poin 73,7. Juri menyatakan tak ada pemenang dalam kategori ini, karena tak ada peserta final yang meraih nilai 85 untuk meraih gelar juara kategori.
Dengan kemenangan Youth Choir Kamer asal Latvia, mereka berhak mewakili kompetisi Debrecen pada babak European Grand Prix di Arezzo, Italia, tahun 2013 mendatang. Indonesia sendiri memastikan satu wakilnya di ajang supremasi paduan suara dunia itu. Batavia Madrigal Singers pimpinan Avip Priatna yang sebelumnya memenangi kompetisi di Varna, Bulgaria akan bertanding melawan Youth Choir Kamer.
European Grand Prix sendiri merupakan jaringan sindikasi enam kompetisi yang bersepakat untuk mempertandingkan enam juara umum dari enam kompetisi di negara yang berbeda. Mereka akan memperebutkan gelar bergengsi 'European Grand Prix' setiap tahunnya.
SUBKHAN
Berita lain:
Ramai-ramai Klinik Tong Fang, Begini Praktiknya
Dinas Kesehatan ''Sentil'' Iklan Klinik Tong Fang
Ke Klinik Tong Fang, Berobat karena Penasaran
Madu Bisa Redakan Batuk Anak
Berobat di Klinik Alternatif Cina Mahal?
Begini Cara Sinse Mengobati Pasien