Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mesir Pecat Menteri Pertahanan dan Wakil Kepala Staf  

image-gnews
Mohamed Hussein Tantawi. REUTERS/Nasser Nasser
Mohamed Hussein Tantawi. REUTERS/Nasser Nasser
Iklan

TEMPO.CO, Kairo - Presiden Mesir Mohammed Mursi, Ahad, 12 Agustus 2012, memecat Menteri Pertahanan sekaligus Panglima Tertinggi Militer Hussein Tantawi serta Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Sami Anan.

Mursi juga membatalkan amandemen undang-undang yang memberikan otoritas kepada para jenderal untuk memperluas kekuasaannya.

Sebagaimana disaksikan publik yang mendukung gerakan revolusi di Lapangan Tahrir, Kairo, keputusan Mursi itu disampaikan dalam sebuah pidato yang disampaikan di Universitas Al-Azhar. Menurut dia, keputusan itu sebagai aksi lanjutan dari tuntutan demonstran yang berhasil menumbangkan kekuasaan rezim Presiden Husni Mubarak.

"Revolusi telah berhasil mencapai beberapa tujuannya dan kita akan menyelesaikan sisanya," kata Mursi dalam pidatonya, Ahad petang waktu setempat, 12 Agustus 2012. "Kami perlu memperbaiki stabilitas keamanan dan membangun negara."

"Keputusan saya tidak ditujukan kepada pribadi atau dimaksudkan menghancurkan institusi," katanya. "Saya tidak bermaksud mengirimkan pesan negatif kepada seseorang, melainkan demi kepentingan bangsa yang lebih besar. Ada tantangan besar yang sedang dihadapi rakyar Mesir."

Alasan Presiden Mursi membatalkan amandemen undang-undang, selain ingin mendukung tuntutan para demonstran yang menumbangkan rezim Husni Mubarak, juga membatasi wewenang Dewan Militer. Lembaga ini dalam undang-undang mendapatkan kewenangan besar mengatur negara semasa transisi dari pemerintahan Mubarak.

Sejak pemerintahan transisi, kritik terus bermunculan atas kekuasaan Dewan Militer karena para pemimpin militer memiliki hak menentukan negara dalam keadaan perang dan menunjuk Dewan Konstitusi baru guna membuat draf konstitusi.

Selanjutnya, Mursi menunjuk pensiunan komandan Angkatan Laut Letnan Jenderal Mohan Mameesh sebagai Ketua Urusan Terusan Suez. Terusan Suez merupakan jalur perairan paling strategis yang menghubungkan Laut Merah dan Laut Tengah, serta menjadi sumber pendapatan besar bagi negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Juru bicara presiden, Yasser Ali, mengatakan dalam jumpa pers yang diudarakan televisi pemerintah, Mursi menunjuk Letnan Jenderal Abdel-Fattah el-Sissi untuk menggantikan posisi Tantawi dan Letnan Jenderal Sidki Sayed Ahmed guna menggantikan Anan.

Tidak begitu jelas, apakah keputusan Mursi itu bakal membawa hikmah bagi kepentingan militer. Namun seorang jenderal Mesir yang ditunjuk menjadi Wakil Menteri Pertahanan, Mohamed el-Assar, mengatakan kepada Reuters bahwa keputusan memecat Tantawi, "Pasti berdasarkan hasil konsultasi dengan para panglima dan beberapa anggota Dewan Militer." Setelah dipecat dari jabatannya, Presiden Mursi menunjuk Tantawi dan Anan menjadi penasihat presiden.

Menurut Imad Jad, anggota parlemen Mesir, kepada Al Arabiya, penunjukkan Tantawi dan Anan sebagai penasihat presiden merupakan bagian dari tradisi politik di Mesir. "Ketika kepala negara Mesir mengganti tokoh berpengaruh dan mereka dipindahkan dari posnya, maka mereka akan diberikan posisi terhormat."

Farrag Ismail, wartawan senior dan analis politik Mesir, mengatakan keputusan Mursi adalah demi memperbaiki kekuasaan sistem presidensial. "Hari ini, Dewan Militer telah tamat. Presiden adalah komandan tertinggi." Ketika ditanya soal kemungkinan terjadi pemberontakan militer, Ismai mengatakan, "Jika ada, bakal tak ada perlawanan terhadap Mursi."

Tantawi mengabdi di militer Mesir selama 50 tahun, memiliki peluang menjadi presiden ketika bekas Presiden Husni Mubarak terguling dari kekuasaannya. Saat dia memimpin pasukan pada 11 Februari 2011 untuk transformasi kekuasaan dari Mubarak ke Dewan Militer, dia merupakan kepala negara secara de facto hingga pemilihan umum yang membawa pemimpin Ikhwanul Muslimim, Mursi, memegang tampuk kekuasaan di Mesir.

AL ARABIYA NEWS | CHOIRUL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Ilustrasi. azpenalreform.a
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu


Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Tampak dua mahasiswa Indonesia menunggu evakuasi ke Bandara untuk kembali ke Indonesia di tepi jalan Kota Kairo, Mesir. Dokpri. Ahda Sabila
Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.


PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

TEMPO/Budi Yanto
PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir


Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. REUTERS
Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.


Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Ilustrasi bayi baru lahir. shutterstock.com
Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.


Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Kerabat menangis dan berdoa di depan peti jenazah kerabatnya yang tewas akibat serangan bus, di Katedral Abu Garnous di Minya, Mesir, 26 Mei 2017. AP Photo
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.


Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Ahmed Hosni Taha, rektor Universitas Al Azhar . alg24.net
Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad


Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Pendukung Ikhwanul Muslimin bentrok dengan polisi saat unjuk rasa di Kairo Matariya, Mesir, 1 Juli 2015. Mereka memprotes pemerintah yang menetapkan hari libur nasional, setelah dua tahun penggulingan Presiden Mohammed Morsi. AP/Belal Darder
Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.


Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Sebuah gambar yang diambil dari sebuah video, memperlihatkan asap tebal usai terjadinya pengeboman di Latamneh, di provinsi Hama, Suriah, 30 April 2017. REUTERS
Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.


Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Saad Mohammed menulis lembaran Al-Quran di kediamannya di Belqina, Kairo utara, Mesir, 26 April 2017. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.