Jelang Lebaran, Yogyakarta Razia Anak Jalanan  

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah DI Yogyakarta membentuk tim yang bertugas mengendalikan aksi pengiriman anak jalanan antarakota yang biasa terjadi menjelang lebaran.

Kepala Dinas Sosial Provinsi DIY Sulistyo menuturkan tim yang dinamai Tim Penjangkau Anak Jalanan tersebut telah bekerja mulai Ahad petang, 18 Agustus 2012, untuk menyisir sejumlah titik rawan yang biasa dijadikan wilayah dropping para pengemis dan anak jalanan tersebut.

“Ada delapan titik di DIY yang biasa untuk menjadi tempat menurunkan,” kata Sulistyo, Senin, 13 Agustus 2012 .

Titik yang paling banyak tersebar di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Di antaranya Jalan Magelang, Jalan Solo, juga pusat kota. Lebaran tahun ini diprediksi ribuan anak jalanan bersama orang tuanya juga kembali mendatangi Yogya untuk mencari nafkah.

Melihat dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kata Sulistyo, para pengemis dan anak jalanan didatangkan dari wilayah yang berdekatan dengan DI Yogyakarta. Tahun lalu, Sulistyo memulangkan anak jalanan ke ke Purworejo, Magelang, Temanggung, dan daerah sekitar Jawa Tengah lain.

Tim yang terdiri dari pemerintah, kepolisian, dan lembaga swadaya masyarakat ini sendiri dibiayai oleh pemerintah daerah dengan anggaran pertahun Rp 40 juta. Anggaran itu digunakan untuk melakukan patroli, penampungan sementara, hingga mengembalikan para anak jalanan. Sulistyo menambahkan pembentukan tim ini telah dikoordinasikan dengan pemerintah antarkota.

Hingga kini, dia mengaku belum menemukan indikasi adanya trafficking atau perdagangan anak. “Kami lebih fokus terlebih dulu untuk penertiban di wilayah DIY, belum menyelidiki lebih jauh ke arah itu (trafficking),” kata dia. Menurutnya tim ini bekerja dengan melihat perkembangan signifikan laporan tiap daerah kabupaten/kota.

Sementara itu, sepanjang 2012 tim gabungan Pemkab Sleman telah menjaring 292 gelandangan dan pengemis serta anak jalanan. Para anak jalanan yang terjaring kebanyakan berasal dari luar Kabupaten Sleman. “Mayoritas berasal dari Jawa Tengah,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Sleman Julisetiono Dwi Wasito.

Warga luar DIY akan dikembalikan ke daerah asalnya. Sedangkan gelandangan yang tercatat sebagai penduduk DIY dikirimkan ke Panti Sosial Hafara, Kabupaten Bantul, untuk mendapatkan pembinaan.

PRIBADI WICAKSONO

Berita Lain:
Pengemudi Transjakarta Demo Minta THR
Tips Masuk Terminal Rajabasa Bandar Lampung
Robben Optimistis Bayern Raih Banyak Gelar
Rodwell Siap Rebut Tempat Utama di City
Hari Ini, Lego Ulang Tahun ke-80
Teliti Informasi Saat Membeli Mobil