TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan ratusan perwira tinggi dan menengah di Mabes Polri Senin, 6 Agustus 2012, rupanya berbuntut panjang.
Seperti laporan Majalah Tempo pekan ini, rupanya Kapolri memanfaatkan pertemuan tertutup itu untuk mengkonsolidasi barisannya menghadapi "serangan" KPK.
Akhir Juli lalu, tim penyidik KPK memang menggeledah kantor Korps Lalu Lintas Polri di Cawang, Jakarta Selatan, dan menyita berdus-dus barang bukti kasus dugaan korupsi pengadaan simulator alat uji SIM.
Seorang sumber Tempo yang hadir dalam pertemuan itu menjelaskan, di hadapan perwiranya, Timur memprotes penggeledahan itu.
Menurut Kapolri, Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi yang menjadi landasan kerja KPK adalah “aturan extraordinary, tapi belum memiliki hukum acara”.
Sumber ini juga bercerita para polisi ramai bertepuk tangan ketika Timur Pradopo sampai pada puncak orasinya. “Hukum tanpa etika namanya preman,” katanya. “Menggeledah tempat orang seenaknya dan menangkap orang seenaknya itu namanya garong.”
Adapun juru bicara Markas Besar Kepolisian, Inspektur Jenderal Anang Iskandar, mengatakan Kepala Polri dalam pertemuan itu hanya meneguhkan komitmen antikorupsi. "Para perwira menengah diminta tidak melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Siapa pun yang salah harus ditindak," tuturnya.
Berita selengkapnya ada di Majalah Tempo yang bisa dibaca di sini.
SETRI YASRA
Berita Terpopuler:
Dinas Kesehatan ''Sentil'' Iklan Klinik Tong Fang
Seks di Kampung Atlet Olimpiade
Kasus Simulator SIM, Pemimpin KPK Disadap Polisi?
Rhoma Bebas, Ini Komentar Artis Dangdut Jatim
Van Persie Dicemooh Fans Arsenal
PKS Tak Konsisten? Ini Tanggapan Anis Matta
Wanita Ini Tikam Calon Suami di Hari Pernikahan
Detik.com Tak Bisa Diakses Karena Listrik Meledak
Pemimpin KPK Tahu Disadap Polisi
Soal Ceramah, Rhoma Irama Kutip Ucapan Jimly