TEMPO.CO , San Antonio - Aksi penembakan brutal kembali mengguncang Amerika Serikat pada Senin waktu setempat, 13 Agustus 2012. Seorang pria bersenjata api menembak dua orang hingga tewas, di sebuah rumah di dekat Universitas Texas A&M.
Salah seorang korban tewas adalah petugas penegak hukum. Kantor berita Reuters melaporkan, polisi menembak mati sang pelaku.
Kepolisian College Station menyatakan empat orang cedera dalam penembakan itu. Aksi penembakan itu terjadi tak lama setelah penembakan brutal di Kuil Sikh di Wisconsin pada 5 Agustus lalu, yang menewaskan enam orang.
Pada 20 Juli lalu, James Holmes memuntahkan timah panas di sebuah gedung bioskop di Aurora, Denver, Colorado, yang menewaskan 12 orang dan melukai 58 orang lainnya.
Wakil Kepala Kepolisian College Station, Scott McCollum, mengatakan petugas yang tewas tertembak itu adalah personel polisi Brazos County, Brian Bachmann, 41. Ia meninggal di rumah sakit setelah tertembak di depan sebuah rumah, sekitar dua blok dari kampus Texas A&M.
Seorang pria berusia 65 tahun juga tewas tertembak di tempat itu. Pelaku teridentifikasi bernama Thomas Caffall, 35. Juru bicara kepolisian College Station, Jay Socol, mengatakan Bachmann mendatangi rumah itu untuk mengantarkan surat perintah penggusuran.
Empat korban cedera adalah seorang perempuan 55 tahun dan tiga orang polisi. “Kami mendapat panggilan terjadi penembakan. Ketika petugas tiba, terjadi baku tembak antara pelaku dan polisi,” ujar Socol.
Meski terjadi tiga penembakan brutal dalam sebulan terakhir, kandidat presiden dari Partai Republik, Mitt Romney, berkukuh pemerintah tak perlu mengubah Undang-Undang Kepemilikan Senjata.
“Ada tiga tragedi secara beruntun dan saya percaya ini bukan masalah senjata. Ini masalah orangnya, keputusan yang dibuat orang tersebut,” ujar Romney dalam jumpa pers di Miami.
REUTERS | SAPTO YUNUS