Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Seniman Yogyakarta Rayakan Kemerdekaan

image-gnews
Anggota Pramuka menyalakan lilin di makam pahlawan saat Malam Penghormatan dan Renungan suci di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Yogyakarta, (17/8/2012). Acara ini dilakukan sebagai wujud penghormatan perjuangan pahlawan kemerdekaan menjelang peringatan detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945. TEMPO/Suryo Wibowo
Anggota Pramuka menyalakan lilin di makam pahlawan saat Malam Penghormatan dan Renungan suci di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Yogyakarta, (17/8/2012). Acara ini dilakukan sebagai wujud penghormatan perjuangan pahlawan kemerdekaan menjelang peringatan detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah seniman komunitas Omah Godod (Mahdod) menggelar pameran seni rupa Beber Seni XV di Komplek Taman Makam Wiratama Pejuang 45 Yogyakarta.

Pameran itu memamerkan kurang lebih 100 karya seniman dari berbagai daerah. Ketua Penyelenggara Godod Sutejo mengatakan pameran kali ini mengusung tema “Jogja Lebaran Paintings Expo”. Ada 30 pelukis dari Jakarta, Yogyakarta, dan kota lain yang terlibat.

“Ini jadi cara kami mengenang para pahlawan,” kata Godod, Jumat 17 Agustus 2012. Menggelar pameran di kompleks makam, kata dia, menjadi sarana memecah kebekuan agar tidak terpaku berekspresi di ruang yang tetap seperti hotel atau galeri.

Perupa yang terlibat seperti Dewobroto, Djoko Sardjono, Yoyon Haryono, Godod Sutejo, Mahyar Suryaman, dan Ledek Sukadi. Tak hanya itu perupa Musyafiq, Risan Hadi, Effendi Saleh, Gogor Purwoko, Soenarto PR, Soemadji, Djoko Santoso, Mahroji, Cakil Sarsito ikut berpartisipasi dengan aliran dan tema masing-masing.

Pameran berlangsung dari 17–26 Agustus 2012 dengan menggunakan media panel dan tenda-tenda untuk memajang lukisan. Selain di Taman Makam Pahlawan, pameran ini juga digelar bersamaan di Pos Seni Godod Yogyakarta pada 17 Agustus–16 September 2012.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Bersikap luwes, terbuka pada ide baru dan tetap berkarya menjadi semangat yang perlu diteruskan dari pahlawan,” kata Godod.

Purwadmadi, pengantar pameran itu, menjelaskan bahwa Yogya masih menjadi salah satu kota tujuan pemudik dan wisatawan. Dengan demikian, pameran yang digelar bertepatan dengan momen kemerdekaan dan hari raya itu bisa jadi hal baru dalam menyambut wisatawan. “Oleh-oleh karya seni lukis, itu yang berbeda dari Yogya,” kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Berita Populer:
Tur ke Jawa, Douwes Dekker Siarkan Indische Partij 
Douwes Dekker: Inspirasi Revolusi Indonesia
Profesor Sardjito Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Ratu Elizabeth II Ucapkan Selamat Hari Kemerdekaan  
Ikut Upacara Bendera di Dunia Maya
Lomba Balap Karung di Google Doodle

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2022

Poster Film De Oost. Foto: IMDB
Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

Belajar sejarah tak melulu dari buku melainkan juga bisa lewat menonton film. Simak ulasannya di sini.


Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

5 Juni 2022

Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

Menyosialisasikan perjuangan Ratu Kalinyamat lewat pagelaran seni-seni tradisional yang digemari masyarakat, harus terus ditingkatkan.


Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2021

Laksamana Maeda. wikipedia.org
Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

Laksamana Maeda dianggap pengkhianat karena mendukung kemerdekaan Indonesia. Bagaimana nasibnya?


BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

16 Agustus 2021

Perjuangan B.M. Diah, wartawan yang menemukan teks proklamasi diabadikan ke dalam cerita komik. Istimewa Dasman Djamaluddin, penulis buku B.M. Diah.
BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

BM Diah mengatakan naskah asli teks proklamasi dibuang ke tempat sampah begitu saja usai diketik oleh Sayuti Melik.


Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

16 Agustus 2021

Beberapa yang dicurigai sebagai pejuang kemerdekaan, akan segera dipisahkan untuk kemudian diperiksa sebagai tawanan perang, Desember 1948. National Archive/Onbekend
Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

Ulama Muhammadiyah di Yogyakarta membentuk satuan Askar Perang Sabil (APS) untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia


AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

14 Agustus 2021

Gubernur DKI Jakarta memajang foto dirinya, ayahnya dan kakeknya dalam memperingati Hari Ayah Nasional
AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

AR Baswedan merupakan kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan


Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

5 Agustus 2021

Sukarni Kartodiwirjo. Foto: IKPNI
Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

Sukarni bersama tokoh pemuda lainnya menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok jelang kemerdekaan Indonesia


Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

17 Agustus 2017

Paskibra cilik berbaris di acara Napak Tilas Proklamasi Republik Indonesia di Tugu Proklamasi, Jakarta, 16 Agustus 2014. Acara tahunan tersebut melibatkan beberapa komunitas dan siswa SMK dan SMP Jakarta sebagai rangkaian mengingat sejarah proklamasi RI pada 17 Agustus 1945. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

Dua bulan setelah Proklamasi 1945, Kepala Kepolisian Negara Raden Said Soekanto memberi tugas kepada pemuda-pemuda menyebarkan berita proklamasi.


Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

16 Agustus 2017

Amir Hamzah di Tanjung Pura, Sumatera Utara
Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

Amir Hamzah mempromosikan pentingnya kemerdekaan hingga ke dusun. Dibunuh karena dianggap pengkhianat.


Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

31 Juli 2017

Pengunjung berfoto di dekat patung Soekarno di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, di Jakarta, 17 Agustus 2015. Rumah yang pernah menjadi kediaman Laksamana Muda Maeda ini adalah tempat naskah proklamasi dirumuskan dan ditandatangani oleh Soekarno sebelum dibacakan 70 tahun lalu. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

Inilah catatan harian kita seputar Proklamasi 17 Agustus 1945. Ada kisah yang Anda belum tahu?