TEMPO.CO, Jakarta- Walau pertumbuhan ekonomi dirasa masih cukup kuat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 6,4 persen, pemerintah merasa perlu untuk menyiapkan antisipasi seandainya situasi ekonomi dan keuangan global semakin memburuk. Di hadapan ratusan anggota DPR dan DPD RI, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan lima langkah pengamanan dan mitigasi seandainya ekonomi mulai mengalami tekanan, bahkan menuju krisis.
"Pertama Perubahan APBN 2012 kita laksanakan untuk mengantisipasi dampak perlambatan ekonomi global dan gejolak harga minyak dunia, pada kondisi fiskal dan perekonomian," kata Yudhoyono dalam penyampaian keterangan pemerintah atas RUU APBN 2013 beserta nota keuangannya, di gedung kura- kura kompleks parlemen Senayan, Kamis 16 Agustus 2012.
Diharapkan melalui APBN Perubahan 2012, anggaran stimulus fiskal dengan memanfaatkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) bisa diprioritaskan untuk tambahan belanja infrastruktur. "Juga disediakan tambahan anggaran subsidi energi untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dunia," kata dia.
Langkah kedua, adalah mempercepat dan memperbaiki penyerapan belanja. Terutama belanja barang dan modal agar memberikan dampak yang lebih besar bagi kegiatan ekonomi. "Sebuah satuan tugas khusus telah dibentuk untuk mengawal proses ini," kata dia.
Langkah ketiga, pemerintah dan otoritas moneter meningkatkan koordinasi dan kewaspadaan bersama terhadap potensi tekanan ekonomi akibat krisis keuangan glonal. "Untuk ini, Pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, serta Lembaga Penjamin Simpanan telah menyiapkan Sistem Protokol Manajemen Krisis untuk menghadapi krisis di sektor keuangan dan tekanan terhadap keuangan negara, melalui pembentukan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan," kata dia.
Selain itu, Pemerintah bersama Bank Indonesia juga mempersiapkan strategi stabilisasi pasar Surat Berharga Negara (SBN). Dan langkah terakhir adalah menyiapkan fasilitas kedaruratan (contingency facility) secara bilateral dan multilateral, yang sewaktu-waktu siap dipakai untuk mengamankan kondisi pasar domestik apabila diperlukan.
"Dengan langkah-langkah ini, disertai pengalaman kita dalam mengatasi krisis pada tahun 2008 lalu, insya Allah kita akan dapat mengamankan ekonomi nasional dari gejolak ekonomi dan keuangan global," kata dia.
ARYANI KRISTANTI
Berita lain:
Dirjen Pajak : Kami Tahu Jaringan Mafia Pajak
Calon Investor Bank Mutiara Tak Punya Uang
Presiden SBY: Era Pangan Murah Berakhir
Menteri Agus Mutasi 16 Pegawai Pajak
Laba Bersih Bumi Resources Terjun Bebas
Pemerintah Akan Tertibkan Minimarket Berjaringan