TEMPO.CO , Jakarta: Mark Chapman, pembunuh pentolan band legendaris The Beatles, John Lennon, mengajukan permohonan pembebasan bersyarat untuk ketujuh kalinya. Sebelumnya, lembaga pemberi pembebasan bersyarat telah menolak enam permohonan Chapman sebelumnya. Penolakan terakhir terjadi pada 2010 lalu saat peringatan 30 tahun kematian John Lennon.
Chapman yang kini berusia 57 tahun akan muncul di pengadilan untuk didengarkan keterangannya paling cepat pada Selasa, 21 Agustus 2012 depan. Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wende ini dijadwalkan akan diwawancarai oleh anggota lembaga pembebasan bersyarat pekan ini. Anggota Lembaga Pemasyarakatan New York, Linda Foglia menyatakan lembaganya akan membuat keputusan apakah akan membebaskan pembunuh Lennon atau tidak, pada Jumat 24 Agustus 2012.
Chapman menembak Lennon pada Desember 1980 di luar apartemen Manhattan tempat Lennon tinggal. Dia diputus bersalah pada 1981 dan dijatuhi hukuman 20 tahun penjara sampai seumur hidup setelah mengakui bersalah pada pembunuhan tingkat kedua. Setelah 20 tahun pertama masa hukumannya habis pada 2001, dia berhak mengajukan pembebasan bersyarat (parole). Jika ditolak, dia bisa mengajukan permohonan ulang setiap dua tahun.
Chapman dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan Attica di sebelah barat kota New York ke Lembaga Pemasyarakatan Wende, pada Mei 1981. Keduanya merupakan penjara dengan penjagaan maksimun, namun alasan pemindahan ini tidak pernah diungkapkan ke publik.
Pembebasan bersyarat Chapman ditolak pada 2000, 2002, 2004, 2006 dan 2008. Chapman terakhir kali mengajukan pembebasan bersyarat pada 2010 lalu. Namun, permohonan ini juga ditolak. Divisi Pembebasan Bersyarat New York menyatakan pembebasan Chapman tidak tepat dan tidak sesuai dengan keselamatan masyarakat.
Chapman saat ini berada di tahanan khusus dengan kapasitas hanya untuk satu orang. Dia hanya diijinkan keluar dari selnya selama tiga jam sehari. Sejak ditransfer dari Attica, Chapman mengajukan diri ikut program yang disebut ‘reuni keluarga’. Program ini memungkinkan narapidana yang dipenjara menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga mereka. Kakak perempuannya sering mengunjungi Chapman di penjara.
Pada permohonan keenamnya pada 2010, Chapman menjelaskan, dia membunuh Lennon karena dia ingin terkenal dengan cepat. “Saya membuat keputusan menakutkan dengan mengakhiri hidup orang lain untuk alasan yang egois,” kata Chapman pada 2010. Ketika divonis 1981 dulu, Chapman mengaku terinspirasi oleh novel JD. Salinger, The Catcher in The Rye.
Janda almarhum John Lennon, Yoko Ono, sudah mengajukan surat permohonan agar permohonan bebas bersyarat Chapman ditolak. Pengacaranya, dalam surat kepada CNN Sabtu lalu, kembali menegaskan posisi Yoko Ono.
WAYAN AGUS P | DAILY MAIL
Berita Terpopuler:
Diajak Sungkeman, Cucu SBY Malah Ngumpet
Ada Spanduk Dukungan Foke di Tempat Pemakaman
Pos Polisi Solo Kembali Diserang
Guru SD Unggah Foto Telanjang di Facebook
Hasil Lengkap Pertandingan Liga Inggris
Djan Faridz dan Fauzi Bowo Akur di Istana
Warga Diminta Tenang, Target Penembakan Adalah Polisi
Polisi Telusuri Kelompok Sakit Hati
Boediono Kunjungi Mega, Open House Bubar
Kumbang Hidup di Telinga Perempuan Ini 3 Tahun