Usai Lebaran, Pasar Gembrong Diserbu

Anak-anak melihat berbagai jenis mainani di pasar mainan Gembrong, Prumpung, Jakarta Timur, Kamis (9/8). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Anak-anak melihat berbagai jenis mainani di pasar mainan Gembrong, Prumpung, Jakarta Timur, Kamis (9/8). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Usai Idul Fitri, Pasar Gembrong, Jakarta Timur, dipadati orang tua dan anak yang berburu mainan. Menurut penjual mainan di Pasar Gembrong, Dwi Handayani, omzet penjualan mainan di tokonya naik hingga 70 persen daripada hari biasa. "Berkah Ramadan," kata Dwi saat ditemui di tokonya, Rabu, 22 Agustus 2012.

Dwi mengatakan, setiap tahunnya, Pasar Gembrong, yang mayoritas pedagangnya menjual mainan anak-anak, memang selalu ramai dikunjungi pembeli. Menurut dia, usai Lebaran, anak-anak memang mendapatkan uang Lebaran dari sanak saudara. Uang itulah yang kemudian digunakan anak-anak untuk membeli mainan.

Senada dengan Dwi, penjual mainan lain, Wanto Hasandi, mengatakan omzet penjualan tokonya naik 100 persen dibandingkan hari biasa. Pria yang berjualan selama empat tahun di pasar itu menjelaskan, angpau Lebaran yang diterima anak-anak menjadi faktor pendongkrak penjualannya. "Usai Lebaran kan anak-anak memegang uang semua," katanya.

Momen pasca-Lebaran juga dimanfaatkan salah seorang pedagang di Pasar Gembrong, Rodika, untuk menjual mainan. Pria yang memiliki usaha percetakan ini beralih sementara menjadi penjual mainan anak selama masa pasca-Lebaran. Ia dapat mengantongi omzet sebesar Rp 1 juta setiap harinya setelah Lebaran.

Menurut salah seorang pembeli, Jackie, dia memang selalu mengajak anaknya membeli mainan di Pasar Gembrong setelah Lebaran. "Cuma satu tahun sekali saja anak dibebaskan membeli mainannya," kata bapak tiga anak itu saat ditemui di Pasar Gembrong pada hari yang sama.

Jackie tidak melarang anaknya membeli mainan yang mereka suka. Hanya, ketika ia membelikan pistol mainan untuk anaknya yang berusia empat tahun, ia tidak menyertakan peluru mainan. "Kalau kakaknya yang sudah SMP main pistol baru boleh menggunakan peluru mainan. Kalau si kecil tidak saya bolehkan," kata Jackie.

Lain halnya dengan Jackie, pembeli mainan di Pasar Gembrong, Lendi, lebih selektif membelikan mainan untuk anaknya. Ia mengatakan lebih suka menjauhkan mainan berbahaya seperti pistol mainan dari anaknya. "Saya pilihkan yang aman saja seperti mainan bola," kata dia.

Menurut Rodika dan Wandi, pistol mainan memang tengah menjadi idola anak-anak. Harga mainan tersebut dibanderol seharga Rp 40 ribu hingga ratusan ribu rupiah.

Sedangkan Dwi mengatakan mainan yang paling dicari di tokonya adalah mainan berbentuk tokoh game Angry Bird, seperti yoyo, boneka, dan bola. "Sedangkan anak perempuan paling suka mainan masak-masakan, laptop mainan, dan tablet mainan," kata dia. Ia menjual mainan itu dengan kisaran harga Rp 20 ribu hingga Rp 200 ribu.

RAFIKA AULIA

Berita lain:
Obama Terima Ancaman Pembunuhan

Sriwijaya Air Tak Tahu Pesawatnya Delay

Sertifikat Kematian Natalie Wood Diubah

Uskup Jakarta Tahbiskan Tiga Imam

Arsenal Bidik Jesus Navas