TEMPO.CO , Gwangju: Nyanyian march dukungan KIA Tiger menggema di Gwangju Mudeung Baseball Stadium pada 8 Agustus 2012. Cuaca tak terlalu terik, sebab permainan dimulai pukul 18.30. Kalau dimulai siang hari, bisa kewalahan para pemain dan penonton. Sebab suhu di provinsi barat daya Korea ini, berkisar 34-35 derajat.
Maka pendukung dengan diaba-abai seorang pria pun tak henti-henti bersorak :
Baca Juga:
Kia de An Chi Hong, kia de An Chi Hong
An Chi Hong anta, anta chigo do roo hago
An Chi Hong anta, anta chigo do roo hago
(Artinya kurang lebih: pemain KIA bernama An Chi Hong, ayo pukul yang baik dan siaplah lari ke base selanjutnya)
KIA patut gembira, kali ini mereka main di Kandang. Sehingga dukungan penuh penduduk Gwangju ada di tangan mereka. Hampir 98 persen stadion dikuasai balon kuning dan seragam merah darah, milik KIA. Sisanya adalah pendukung Nexen Heroes yang membawa balon merah jambu dengan seragam merah maroon.
Saya baru pertama kali melihat pertandingan bisbol secara langsung. Perdana juga belajar apa itu home run, apa itu base dan bagaimana pemain mencetak nilai. Jadi pengalaman ini benar-benar baru.
Teman Korea saya, Park Il Woo, menjelaskan bahwa baseball adalah permainan populer selain sepak bola. Kurang lebih ada delapan tim bisbol dalam satu liga. Memang tiap tim tidak mewakili provinsi yang ada, tapi setiap tim punya dukungan di tiap provinsi.
Kebesaran bisbol di Korea ini terlihat dari pengelolaan stadium, pemain, dan penonton. "Banyak pemain yang diimpor dari Amerika," kata Park. Khususnya pelempar bola atau pitcher. Dan tiap tim memiliki stadion, toko souvenir sendiri dengan fan yang loyal.
Di Korea, seperti halnya Amerika Serikat, penonton biasa menikmati pertandingan dengan bir dan ayam goreng, serta pizza. Tapi untuk negeri pencetus Hallyu ini, ada pula asinan dan acar sebagai kudapan di stadion.
Jadi kalau pemain KIA sedang berjaga, penonton pun sibuk makan. Tapi kalau giliran pemain berikon harimau ini sedang tampil, penonton pun berdiri dan bersorak-sorak. Lagunya disesuaikan dengan nama pemain yang siap memukul bola (infielders atau outfielders). Karena nama Korea rata-rata terdiri tiga suku kata, tidak sulit untuk mengganti nama mereka.
Seperti dari An Chi-Hong jadi Kim Sun-Bin atau Choi Hee-Seop. Apalagi pemain asing hanya menempati posisi pitcher, maka mereka pun tak perlu mendapat nyanyian dukungan. Sebenarnya lagu dukungan ada beraneka tipe, tapi saya ingat beberapa saja yang mudah diucapkan. Lagu itu sebenarnya boleh dinyanyikan dua suporter.
Tapi karena pendukung Nexen Heroes cuman pencilan, maka nyanyian mereka tak bisa menggaung di stadion. Meski sedikit, pendukung KIA tetap menghormati mereka. Kalau pemain Nexen main, pendukung KIA diam dan membiarkan pendukung lawan untuk beraksi.
Sayangnya pendukung Nexen tidak mendapat sound system lengkap seperti KIA, hanya panggung saja. Adapun panggung dari KIA yang diisi empat pemandu sorak dan satu komandan sorak, bisa mengarahkan penonton dari empat penjuru untuk nyanyi bersama. "Iya memang, stadion ini belum lengkap, harusnya setiap tim dapat," kata Park.
Meski tanpa dukungan pengeras suara, awalnya Nexen memimpin hingga 6 inning. Tapi di putaran terakhir, KIA mencoba mengejar hingga akhirnya menang dengan skor 4 : 3. Sempat terjadi keributan dengan wasit, tapi tak berakhir ricuh. Pukul 21.00, pertandingan usai. Dan penonton pun beranjak dari tempat duduk membawa sampah.
Sampah dikumpulkan di pojok stadion, dan berbaris keluar meninggalkan stadion. Tak ada keributan, tak ada desak-desakan dan semuanya teratur. Andai Indonesia pun bisa.
DIANING SARI
Berita lain:
10 Makanan Pencegah Kanker
Setelah Gagal Akuisisi Pacnet, Telkom Incar Perusahaan Lain
Terlilit Hutang, Sharp akan Pangkas 8.000 Karyawan
Wenger Ingin Datangkan Dua Pemain Lagi
Begini Cara PT Kereta Api Tekan Urbanisasi