TEMPO.CO, London - Meski media Inggris terkesan menahan diri untuk tak memuat foto-foto Pangeran Harry yang tampil tanpa busana, perdebatan mengenai hal itu mengemuka. Salah satunya adalah, apakah wajar seorang pewaris takhta berfoto telanjang setelah pesta miras?
Banyak komentar yang menyebutkan dia berhak mendapatkan privasi dan mengatakan perilaku itu normal untuk seseorang seusianya, 28 tahun. Situs BBC, misalnya, menyebutkan Pangeran berada di tempat pribadi--meskipun di depan orang asing--dan tidak melanggar hukum apa pun.
"Pangeran hanya berperilaku seperti seorang pria Inggris, khas anak muda," kata Kate Fox, seorang antropolog sosial di Pusat Penelitian Masalah Sosial Inggris, yang telah melakukan penelitian untuk pemerintah dan industri minuman. "Dia bersikap sangat normal. Itu tidak di depan umum dan dia tidak tahu dia sedang difilmkan."
Menurut dia, adalah hal biasa seseorang yang melakukan pekerjaan sulit dan berbahaya, seperti tentara atau mahasiswa kedokteran, yang biasanya harus berada dalam kontrol, merasa bebas ketika berada di ruang privat.
Ia menambahkan, apa yang dilakukan Harry masih dalam kontrol. Fox lalu menunjukkan contoh, banyak di antara kaum muda Inggris yang bertelanjang badan dalam kondisi mabuk begitu keluar dari bar, hal yang berujung pada penangkapan.
Ia balik menuding alkohol sebagai biang perilaku tak terkontrol. "Kita di Inggris percaya bahwa alkohol memiliki kekuatan magis, yang menyebabkan kita menjadi agresif, kacau, dan bahkan melakukan kekerasan," katanya.
Hal yang sama dikemukakan Dr Glenn Wilson, yang merupakan profesor psikologi di Gresham College di London. Ia menganalogikan ketelanjangan sebagai bentuk "kenakalan" kecil saja. "Beberapa orang akan minum atau merokok karena tampaknya seperti hal yang sedikit nakal yang dapat dilakukan. Aku menempatkan ini (perilaku Pangeran Harry yang telanjang di kamar VIP-nya) dalam kategori tersebut."
Jauh dari segala atribut moral, Wilson mengatakan bahwa perilaku sang pangeran masih wajar. "Ini berarti dia lebih ekstrover dan merupakan jenis orang yang santai, tak tegang," ujarnya.
Namun kolumnis Piers Hernu tidak setuju dengan pendapat dua ahli itu. "Ini cukup luar biasa," katanya. "Kebanyakan orang kembali ke rumah pada akhir malam dengan berpakaian lengkap, mereka tidak mencopot kardigan atau sepatu, dan tentu saja celana panjang atau celana dalamnya."
Mabuk, katanya, juga bukan alasan pembenar untuk tampil telanjang. "Bahkan, jika mereka tidak bisa ingat apa-apa, mereka biasanya tetap berpakaian. Naluri manusia adalah untuk tetap berpakaian."
BBC | TRIP B