TEMPO.CO, Purbalingga - Setelah sejumlah gunung di wilayah Jawa Tengah, seperti Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, terbakar, kini giliran hutan di lereng Gunung Slamet ikut terbakar. Kepulan asap putih terlihat dari pos pendakian Bambangan, Purbalingga.
"Kebakaran terjadi sekitar pukul 03.30 dinihari tadi," kata Komandan SAR Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Purbalingga Sugeng Riyadi, Sabtu, 25 Agustus 2012.
Ia mengatakan kebakaran pertama kali terlihat pukul 06.00 saat matahari mulai muncul. Kepulan asap putih tebal membumbung dari gunung dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut. Hingga kini, belum diketahui apa penyebab terjadinya kebakaran.
Tim Search and Rescue (SAR) dari Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, tadi pagi mengirim dua orang untuk melakukan survei ke lokasi kebakaran.
"Lokasi kebakaran kami perkirakan di sekitar pos 5 pendakian Gunung Slamet pada ketinggian sekitar 2.500 meter di atas permukaan air laut," katanya.
Pos 5 merupakan pos tempat pendaki biasanya mendirikan tenda, sebelum pagi harinya melakukan perjalanan menuju puncak gunung. Di pos ini banyak ditumbuhi semak belukar yang mudah terbakar saat musim kemarau.
Sugeng mengatakan dia belum bisa memastikan apa penyebab terjadinya kebakaran.
Sebelumnya, pasca-Idul Fitri memang ada pendaki yang melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet. Setelah dilakukan survei, nanti akan dikirim tim sebanyak 30 orang untuk melokalisasi kebakaran. Tim ini terdiri dari SAR Desa Kutabawa, Tagana, dan Karang Taruna.
"Soal luas hutan yang terbakar, kami juga belum tahu persis. Nanti, setelah tim survei sampai di lokasi, akan memberikan kabar," kata Sugeng.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Purbalingga Priyo Satmoko mengatakan ia mendapat laporan soal kebakaran pagi tadi.
"Kami menerima laporan tersebut dari pendaki Gunung Slamet yang baru turun melalui Pos Pendakian Bambangan. Mereka melaporkan ada kebakaran di lereng Gunung Slamet yang masuk wilayah Kabupaten Pemalang," katanya.
Karena itu, dia menambahkan, telah menugaskan tim SAR yang bertugas di Pos Bambangan untuk mengecek lokasi dan melakukan pemetaan.
Menurut Priyo, kebakaran tersebut diduga terjadi dari sisa api unggun yang dibuat oleh para pendaki. "Saat Lebaran, banyak yang mendaki Gunung Slamet. Kemungkinan mereka membuat api unggun untuk menghangatkan badan, dan diduga apinya merambat ke ranting-ranting kering," katanya.
Dia berharap kebakaran tersebut tidak meluas dan telah padam. "Semoga apinya telah padam," katanya.
Aktivis Komunitas Peduli Gunung Slamet, Dhani Armanto, mengatakan, saat musim kemarau, hutan di dekat batas vegetasi memang rawan terjadi kebakaran. "Di hampir batas vegetasi, hutannya homogen yang didominasi semak, sehingga mudah terbakar," katanya.
Ia meminta pendaki untuk lebih berhati-hati saat melakukan pendakian. Api unggun dia nilai akan membahayakan karena percikannya bisa membuat kebakaran. "Apalagi ini musim kemarau, di puncak sangat terik dan semak mudah terbakar," katanya.
ARIS ANDRIANTO
Terpopuler:
Kronologi Pembubaran Siaran TvOne Versi Warga
Foke ''Emoh'' Monorail, Dahlan Tak Masalah
Soal Spanduk ''Mega Presiden'', Jokowi Menjawab
Pesawat Lion Air Serempet Airfast
Akhirnya Media Inggris Pajang Foto Telanjang Harry
Normalkah Setelah Mabuk kemudian Telanjang Badan?
Rihanna Hujani Robert Pattison dengan SMS
Celine Dion Tak Canggung Berpose Telanjang Dada
Panwaslu Copot 76 Spanduk Dukungan untuk Foke
Ancaman Tinta Tato