TEMPO.CO, Purbalingga - Hutan di lereng Gunung Slamet ternyata sudah sering mengalami kebakaran. Terakhir, kebakaran melanda kawasan hutan di lereng ini pada Sabtu dinihari, 25 Agustus 2012, yang diduga berasal dari api unggun pendaki.
Menurut catatan Tempo, kebakaran yang melanda hutan Gunung Slamet sebelumnya terjadi pada Minggu, 21 Agustus 2011.
Bukan hanya pada 2011 kebakaran menimpa Gunung Slamet. Pada awal September 2009, lebih dari 52 hektare yang berada di Petak 58 D, yang merupakan kawasan hutan lindung di atas ketinggian 2.500 meter di atas permukaan air laut atau di blok Samarantu, terbakar. Berbagai jenis tanaman langka berusia ratusan tahun, seperti pohon weru, nyamplung, dan samarantu, ikut hangus.
Saat itu, petugas harus bersusah payah memadamkan api karena hutan yang terbakar medannya berat. Hutan yang terbakar berada pada kemiringan antara 60-80 derajat. Kondisinya berada di jurang-jurang yang curam. Api sempat padam ketika petugas melokalisasi dengan membuat parit-parit. Namun, dua hari kemudian, api berkobar lagi dan kobaran dari blok Guci itu merembet ke KPH Banyumas Timur. Api baru bisa dipadamkan total setelah mendapat bantuan helikopter dari Gubernur Jawa Tengah--pemadaman api dilakukan dengan cara menyemprotkan air lewat helikopter.
Pada 2007, kebakaran juga melanda kawasan hutan Gunung Slamet. Hutan semak di sekitar badan Gunung Slamet, yang masuk dalam lokasi Kabupaten Purbalingga, Kamis malam, 16 Agustus 2007, sekitar pukul 21.00, terbakar. Kebakaran itu melalap semak-semak di sekitar pos tujuh dan pos delapan jalur pendakian atau yang dikenal pula antara Pos Sang Hyang Rangkah dan Sang Hyang Kendit, pada ketinggian 2.288 meter di atas permukaan laut.
Awalnya, kebakaran itu diketahui oleh sejumlah anggota pencinta alam yang rencananya menyelenggarakan upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus di puncak Gunung Slamet. Para pencinta alam itu terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum asal Purwokerto, Jakarta, dan Purbalingga. Jumlahnya mencapai 1.121 orang.
Akibat kebakaran itu, mereka yang akan melakukan upacara di puncak Gunung Slamet menjadi panik. Namun, api akhirnya bisa dipadamkan berkat kesigapan dari berbagai pihak, termasuk bantuan dari jajaran Polres Purbalingga dan tim SAR Purbalingga.
Pada Juli 1984, ratusan siswa SMAN 2 Purwokerto terjebak kobaran api di puncak Gunung Slamet. Bahkan titik api terlihat hingga Purwokerto. Penyebab kebakaran saat itu diduga dari puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh para pendaki hingga menyulut pohon-pohon maupun ilalang yang mengering. Kobaran api baru bisa dipadamkan beberapa hari kemudian berkat bantuan tim SAR Banyumas, Purbalingga, dan Tegal.
ARIS ANDRIANTO
Berita Terkait:
Kebakaran di Gunung Slamet, Pendaki Turun Jalur Lain
Hutan Gunung Slamet Terbakar
Kebakaran Hutan di Jambi Meningkat
179 Hektare Hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Terbakar
Tradisi Balon Api Dikhawatirkan Picu Kebakaran Hutan