TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hujan deras yang mengguyur Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, Sabtu malam, 25 Agustus 2012, menyebabkan banjir bandang di enam desa. "Banjir terjadi pada pukul 21.00 dan melanda enam desa," katanya dalam keterangan yang diterima Tempo, Minggu, 26 Agustus 2012.
Menurut Sutopo, desa-desa yang diterjang banjir di antaranya Desa Boyangtongo, Desa Lemusa, Desa Dolago, Desa Gangga, Desa Nambaru, dan Desa Tindaki. Semuanya terletak di Kecamatan Parigi Selatan. "Hingga kini tercatat dua korban meninggal dunia, satu orang hilang, empat luka berat, dan dua orang luka ringan," ujar Sutopo.
Sebanyak 15 rumah dilaporkan hanyut, 51 rumah rusak berat, 100 rumah terendam lumpur, dua gereja rusak dan satu puskesmas rusak berat. "Jembatan Boyantogo dan Dolago yang menjadi bagian dari jalur trans-Sulawesi terputus," ucap Sutopo memaparkan.
Hingga kini sebanyak 1.424 jiwa atau 356 kepala keluarga dikabarkan sudah mengungsi. Adapun dua desa masih terisolasi akibat putusnya jalur trasnportasi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah hingga kini masih melakukan tanggap darurat sejak semalam. Bersama TNI Batalion 711 Kompi B Parigi, Tagana, Basarnas, dan masyarakat, masih mencari korban yang hilang karena hanyut terseret banjir bandang.
Sebelumnya BNPB mengingatkan peningkatan siklon tropis sebanyak 878 persen selama enam dasawarsa terakhir. Bahkan selama tiga bulan terakhir, yakni Juni hingga Agustus, siklon tropis yang berdampak pada bencana banjir dan tanah longsor telah mendominasi bencana secara global.
BNPB memperkirakan hingga Oktober 2012 ancaman siklon tropis masih ada. Karena, puncak keberadaan siklon tropis di utara terjadi pada Agustus, kemudian menurun hingga Oktober.
Sutopo pun meminta pemerintah maupun masyarakat untuk sama-sama menyiapkan antisipasi. Rencana kontinjensi bencana banjir dan longsor perlu mengakomodasi perubahan perilaku cuaca. Pola hujan dan hidrologi sungai sudah berubah akibat perubahan iklim global sehingga analisis hidrologi pun perlu penyesuaian. "Tapi ironisnya belum semua daerah, khususnya kabupaten atau kota, menyusun rencana kontinjensi bencana," tuturnya.
SUBKHAN
Berita Terpopuler:
Yang Terjadi di Kamar Itu Saat Harry Difoto Bugil
Ahok: Hebat kan, Saya Jadi Koboi
Ribuan Orang Padati Halal Bihalal Jokowi-Ahok
Samsung Kalah Gugatan, Android "Deg-Degan"
Rp 9,5 M Tak Cukup Buat Harry Tampil Bugil
Hashim : Jokowi-Basuki akan Bantu Prabowo di 2014
Jokowi Mengaku Tak Gentar Hadapi "Gajah"
Sosial Media di Mata Jokowi
Artis-artis Ini Dukung Jokowi-Ahok
Kalla: Isu SARA Pilkada DKI Bahayakan Bangsa