TEMPO.CO, Jakarta - Dua pekan lagi Sekolah Darurat Kartini di Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara, akan digusur oleh PT Kereta Api Indonesia. Namun sampai kini sekolah ini belum juga mendapat tempat pengganti. Hari ini pun tak tampak kegiatan di bangunan sekolah darurat di antara gudang-gudang Kampung Bandan. Pintunya yang terbuat dari kayu dan seng masih tergembok rapat. "Kita memang baru masuk hari Jumat (31 Agustus 2012) nanti," kata Sri Rossiati, pendiri dan guru yang mengajar di Sekolah Kartini, Senin, 27 Agustus 2012.
Saat banyak siswa di sekolah Jakarta sudah mulai masuk, sekolah ini masih libur. Menurut Rossi, tak ada alasan khusus soal kegiatan belajar-mengajar yang dimulai sedikit terlambat di sekolahnya setelah libur Lebaran. "Itu permintaan orang tua juga karena masih banyak yang belum kembali (dari mudik)," ujarnya. Jumat depan kegiatan belajar-mengajar akan diawali dengan acara halalbihalal.
Sekolah Darurat Kartini dikelola oleh Rossi dan saudari kembarnya, Sri Irianingsih. Enam orang tenaga pengajar membantu sekolah ini. Ada 596 anak tak mampu yang belajar secara gratis di sekolah ini. Para siswa menempuh pendidikan dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA).
Namun, keberlangsungan Sekolah Kartini di Kampung Bandan ini tak akan lama. Sebab, PT Kereta Api Indonesia berencana menertibkan bangunan-bangunan illegal di sisi rel kereta. Bangunan sekolah ini hanya berjarak sekitar tiga meter dari rel kereta. Surat pemberitahuan untuk pengosongan lahan pun telah dilayangkan. Batas waktu pengosongan lahan adalah 9 September 2012, dua pekan mendatang. "Sampai sekarang kami masih belum punya tempat baru," kata Rossi.
Bila benar-benar digusur, Rossi dan Rian mungkin akan memindahkan sekolah mereka ke kolong tol Ancol, sekitar 50 meter sebelah utara dari lokasi yang sekarang. Menurut Rossi, di lokasi itu sekarang sudah mulai dibersihkan.
Lokasi yang ditunjukkan Rossi, di depan gedung pertemuan Lodan Mas, tak tampak apa pun, termasuk bangunan yang layak disebut sekolah. Hanya sebidang tanah kosong, terbuka tanpa sekat. Hal yang membedakan tempat itu dengan bidang tanah lain di sekitarnya hanya kondisinya yang lebih bersih. Tak ada tumpukan sampah, kandang ayam, dan mobil bekas.
Rossi tak mengeluhkan kondisi itu. Anak-anak didiknya, kata dia, juga tak keberatan. "Kita memang biasa prihatin," katanya.
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler
Bentrok Sampang, Djoko Suyanto Salahkan Ulama
Sampang Bergejolak, Mahfud MD Kaget
Obama Setuju Jual Rudal ke Indonesia
Obama Usulkan Jual Rudal ke Indonesia
Indonesia Akan Jual Senjata ke Irak
HMI Diminta Tak Lindungi Kader yang Korupsi
Kontras: Penyerangan Syiah Indikasi ''Failed State''
''Menjelang 2014, Golkar Makin Tak Solid''
SBY Rapat Mendadak, Bahas Tragedi Sampang
DPR Sudah Setujui Rencana Pembelian Rudal F-16