TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, menargetkan pembangunan 15 pabrik akan rampung pada 2013. "Pembangunannya diserahkan ke perusahaan masing-masing," katanya ditemui dalam acara halalbihalal di Kementerian BUMN, pada Senin, 27 Agustus 2012.
Namun, ia mengatakan lama waktu proses pembangunan tergantung dari jenis usaha suatu perusahaan. "Kalau pabrik gula kurang lebih harus dua tahun," katanya.
Baca Juga:
Menteri Dahlan menyebutkan sejumlah pabrik yang kini sedang dibangun. Pabrik-pabrik tersebut antara lain pabrik sagu di Papua; pabrik getah pinus di Pemalang, Jawa Tengah; pabrik gula di Banyuwangi, Jawa Timur; pabrik baja di Cilegon, Jawa Barat; serta pabrik semen di Rembang, Jawa Timur. "Saya tidak hapal satu per satu lokasi pabrik lainnya," ucapnya.
Mengenai sumber pembiayaan, menurutnya, berasal dari dana BUMN. Namun, ia tidak merinci berapa dana yang dikeluarkan untuk pembangunan. "Nanti saja ya," ujar Dahlan singkat.
Beberapa waktu lalu, Menteri Dahlan merencanakan pembangunan sejumlah pabrik yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan. Ada 15 pabrik besar yang menurut dia harus dibangun tahun ini, seperti yang dikutip dalam blognya www.dahlaniskan.wordpress.com tertanggal 30 Juli 2012.
Baca Juga:
Dalam blog tersebut, di antaranya ia merinci 10 pabrik tersebut. Berikut ini daftar pabrik yang hendak dibangun:
1. Pabrik oleokimia bagi pengolahan kelapa sawit di Sumatera.
2. Pabrik gondorukem yang mengolah getah pinus sebagai bahan dasar cat di Pemalang, Jawa Tengah.
3. Pabrik semen di Padang, Sumatera Barat.
4. Pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah.
5. Pabrik semen di Baturaja, Sumatera Selatan.
6. Pabrik sagu di Sorong, Papua.
7. Pembangunan pelabuhan di Sorong Selatan, Papua.
8. Pelabuhan modern di Sorong yang bisa memuat ribuan kontainer.
9. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PLN di Wamena, Papua.
10. Pabrik gula di Banyuwangi, Jawa Timur.
Dahlan pun menyatakan impiannya bagi Pertamina untuk membangun kilang minyak sendiri. Namun, menurut dia, hal tersebut masih mengganjal. "Pertamina masih terlalu sibuk dengan urusan rutin,” katanya.
SATWIKA MOVEMENTI