TEMPO.CO, Sampang - Aparat keamanan gabungan dari TNI Polri, Selasa, 28 Agustus 2012, kembali menyisir lokasi konflik Syiah-Sunni di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Omben, Sampang, Madura. Penyisiran dipimpin Kapolres Sampang AKBP Solehan. Komisioner Komnas Ham Hesti Armiwulan turut serta dalam penyisiran .
Setelah berjalan hampir 3 kilometer, rombongan sampai di lokasi penyerangan pertama, yakni di rumah pemimpin Syiah Sampang, Tajul Muluk. Rombongan lalu bergerak ke lokasi SDN Karang Gayam IV. Di sana ditemukan 11 warga syiah berkumpul di sebuah rumah yang selamat dari amuk massa.
Kepala Polres Sampang, Solehan, dan Kepala Bagian Operasi Polres Sampang, Komisaris Alvian, pun membujuk warga Syiah agar mau mengungsi ke GOR Sampang. Namun salah seorang warga, yakni Buk Sabar menolak dievakuasi. "Tembakau saya belum digulung, saya tidak mau ngungsi," kata Buk Sabar kepada polisi.
Karena polisi tidak bisa membujuknya, anggota Komisi Nasional HAM, Kontras, dan wartawan pun membujuk Buk Sabar agar mau mengungsi. Namun dia tetap menolak. Padahal rumahnya sudah habis dibakar massa. "Kalau tembakau sudah digulung, saya mau mengungsi. Saya sudah tidak punya rumah," dia berkilah.
Polisi akhirnya hanya berhasil membujuk 10 orang untuk mengungsi. Buk Sabar ditinggal, tapi tetap mendapatkan penjagaan dari aparat kepolisian. Namanya pun dicatat sebagai warga yang belum dievakuasi. "Inilah sulitnya evakuasi warga Syiah," kata Solehan.
MUSTHOFA BISRI