TEMPO.CO, Makassar - Investor asal Arab Saudi tertarik untuk berinvestasi di bidang pertambangan marmer. General Manager Alkalfut Establishment For Achievement Contracting General Mohammad Aaidh Al Quraish mengatakan ada beberapa investasi yang ditawarkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Mulai sektor pertanian, tambang nikel, pariwisata, tambang marmer, dan lainnya.
"Kami sebenarnya ingin membangun pabrik marmer di Sulawesi Selatan, apalagi kami juga sudah berkunjung ke Pulau Cakke, Kabupaten Pangkep, salah satu daerah tambang marmer di Sulsel,” kata Mohammad seusai bertemu Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Minggu malam, 26 Agustus 2012.
Untuk tahap awal, Alkalfut akan membeli marmer dari daerah tersebut untuk dijual ke Arab. Langkah itu sekaligus sebagai penjajakan lebih lanjut untuk rencana pembangunan pabrik marmer nantinya. Nilai investasi yang disiapkan di bidang marmer senilai US$ 10 juta.
"Rencana pembangunan pabrik ini bertujuan agar bisa menyerap banyak sumber daya manusia yang ada di daerah ini," katanya.
Mohammad menambahkan, untuk merealisasikan rencana awal tersebut, dua minggu setelah pertemuan dengan Pemerintah Provinsi, pihaknya akan datang kembali untuk memulai pembelian marmer. Sedangkan untuk pembangunan pabrik marmer, dia berharap, bisa diwujudkan pada Januari atau Februari 2013. Selama ini, lanjutnya, marmer di Arab Saudi lebih banyak didatangkan dari Turki.
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya siap membantu investor asal Arab Saudi tersebut, yang akan berinvestasi di daerah ini.
"Kami siap membantu, apa pun yang dibutuhkan. Dari soal perizinan hingga pengiriman marmer dari Indonesia ke Arab Saudi, kami siap bantu," ucap Syahrul
Bahkan, selain marmer, Syahrul juga menawarkan beberapa peluang investasi yang bisa dikerjakan bersama antar-kedua negara, terutama antara Sulawesi Selatan dan Arab Saudi.
"Saya yakin, ke depan, akan ada banyak hal yang bisa kita lakukan bersama untuk kepentingan kedua negara. Karena banyak kebutuhan di Arab Saudi yang bisa kami siapkan," dia menambahkan.
Terkait kekhawatiran investor Arab Saudi tentang proses pengiriman barang ke Arab Saudi nanti, pihaknya meyakinkan bahwa urusan pengiriman dari Indonesia adalah urusan Pemerintah Provinsi.
"Kalau untuk urusan di Indonesia, biar saya yang selesaikan. Yang terpenting, langkah awal yang sudah direncanakan segera direalisasikan," ucap Syahrul.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI