TEMPO.CO, Kediri - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, mengaku kecolongan atas insiden penyerangan warga Syiah di Sampang. Saat kejadian, eskalasi pengamanan tengah dalam kondisi kendor.
Soekarwo menyatakan insiden Sampang mengejutkan semua pihak, termasuk aparat keamanan. Dia mengibaratkan peristiwa itu terjadi saat pos pengamanan dalam situasi pergantian. "Jika dalam dunia tentara, peristiwa itu berlangsung saat pergantian petugas jaga," katanya di sela pemberian paket bantuan gizi buruk di Desa Cerme, Kecamatan Grogol, Kediri, Selasa, 28 Agustus 2012.
Pada saat penyerangan terjadi, kata Soekarwo, semua pihak termasuk aparat keamanan dan pemerintah sedang berkonsentrasi pada arus mudik dan arus balik Lebaran. Karena itu, tidak heran apabila aksi penyerangan itu tak mampu dicegah sebelumnya.
Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur sedang memprioritaskan evakuasi warga Syiah dari Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. Sebanyak 117 warga diklaim telah berada di lokasi penampungan dan tidak ada satu pun yang bertahan di kampung asalnya masing-masing.
Langkah ini sesuai kesepakatan rapat tertutup di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, tadi malam yang melibatkan Menteri Pertahanan, Menteri Agama, Menteri Hukum dan HAM, serta pemangku keamanan Jawa Timur.
Disinggung soal relokasi kaum Syiah dari lokasi konflik, Soekarwo menegaskan tidak akan melakukannya. Menurut dia, usulan itu justru disampaikan pemimpin Syiah Kyai Tajul Muluk yang saat ini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Sampang kepada Menteri Agama. "Saya ingin pastikan dulu soal ini kepada warga Syiah. Prinsipnya jangan ada tekanan jika menghendaki relokasi," ujar Soekarwo.
Soekarwo juga meminta kepada media agar tidak salah mengartikan konflik ini antara kelompok anti-Syiah dengan penganut Syiah.
HARI TRI WASONO
Berita lain:
Tomy Winata: Konflik Paulus Bukan dengan Andi
Tommy Winata: Saya Menengahi, Paulus Ajak Damai
Empat Tucano TNI-AU Tiba di Malang Awal Septermber
Kaligis Tak Peduli Permohonan Maaf Denny Indrayana
Polisi Tangkap Delapan Perusuh Sampang