TEMPO.CO, Purwokerto - Hingga tiga hari sejak terjadinya kebakaran hutan lindung lereng Gunung Slamet, Purbalingga, Jawa Tengah, api masih sulit untuk dijinakkan. Kebakaran terus meluas karena angin cukup kencang dari atas puncak gunung menuju lembah.
"Untuk memadamkan memang cukup sulit karena angin kencang, kami hanya bisa melakukan upaya melokalisasi api," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Purbalingga, Priyo Satmoko, Selasa, 28 Agustus 2012.
Priyo mengatakan, pihaknya akan menggunakan jasa pawang hujan agar kebakaran bisa padam. Menurutnya, hanya air hujanlah yang bisa memadamkan api. Ia mengatakan, Ahad malam lalu, 26 Agustus, sempat turun hujan. Namun hujan turun belum cukup besar sehingga bara api tidak padam.
Ia menambahkan, kebakaran kembali meluas jika angin terus berhembus kencang. Dengan bantuan pawang hujan, diharapkan hujan segera turun dan bisa membantu pemadaman api.
Ia menyebutkan, saat ini pihaknya belum bisa melakukan hujan buatan. Selain biayanya yang mahal, teknologi tersebut hanya dikuasai oleh orang-orang tertentu di pemerintahan pusat.
Dari pantauan Tempo, mendung cukup pekat sudah terjadi sejak Senin sore kemarin. Hingga sore tadi, mendung masih tergantung di langit dan tidak segera berubah menjadi hujan. Padahal, di sebagian wilayah Purbalingga, hujan cukup lebat sudah turun sejak siang. Kebakaran juga masih terjadi di wilayah Pemalang. Siang tadi, kobaran api bahkan terlihat hingga setengah badan gunung dengan ketinggian 3.428 mdpl itu.
Masih menurut Priyo, Tim gabungan saat ini masih melakukan kegiatan melokalisasi kebakaran. Pagi tadi, dikerahkan sekitar 78 orang untuk membuat parit agar api tidak semakin meluas. Sedangkan siang harinya, 48 orang kembali diterjunkan untuk membantu tim pertama yang berangkat.
Analis cuaca Stasiun Meteorologi dan Geofisika Cilacap, Mas Pujiono, mengatakan dalam tiga hari ke depan akan turun hujan di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. "Tapi musim kemarau belum berakhir meskipun ada hujan," katanya.
Ia mengatakan, musim penghujan diperkirakan akan jatuh pada pertengahan bulan depan. "Pengaruh siklon tropis membuat kemarau agak mundur dari perkiraan," katanya.
ARIS ANDRIANTO
Berita terpopuler lainnya:
Mantan Gubernur Ini Akhirnya Nikahi Selingkuhannya
''Baju Kotak'' Jokowi Dijual di Mobil-mobil
Tomy Winata: Konflik Paulus Bukan dengan Andi
Bercinta dengan Pasien, Perawat Ini Diskors
Tommy Winata: Saya Menengahi, Paulus Ajak Damai
Tewas Saat Berfoto dengan Gaun Pengantin
Survei: Wanita Malaysia Paling Tak Setia
Suami Diam-diam Jadi Donor Sperma, Istri Menggugat
Jokowi ''Punya'' Esemka,Gubernur Jabar Tak Mau Kalah
Awal September, Jakarta Punya Wi-Fi Gratis