TEMPO.CO, London - Paralimpik telah kembali ke asalanya. Ajang olahraga bagi atlet penyandang cacat (difabel) tersebut diselenggarakan di negara yang jadi tempat benih ide Paralimpik pertama kali muncul.
Pada 1944, ahli saraf dari Jerman, Ludwig Guttmann, membuka praktek pengobatan bagi orang-orang yang cedera tulang belakang. Lokasi prakteknya ada di rumah sakit Stoke Mandeville, di desa Stoke Mandeville, Inggris.
Guttmann memperkenalkan metode rehabilitasi baru, yaitu olahraga. Dokter tersebut meyakinkan pasiennya yang berkursi roda supaya bermain olahraga polo dan bola basket.
Selanjutnya, pada Olimpiade 1948 yang diselenggarakan di London, Guttman memanfaatkan waktu upacara pembukaan dengan mempertunjukkan kompetisi panahan untuk atlet berkursi roda.
Sejak itu, mulai bermunculan kompetisi bagi atlet difabel. Kompetisi pertama diselenggarakan dengan nama Stoke Mandeville Games, mengambil nama desa tersebut.
Seiring berjalannya waktu, kompetisi berubah nama menjadi International Wheelchair and Amputee Sports World Games, yang jadi salah satu perhelatan olahraga elit bagi kaum difabel, dan rutin diselenggarakan hingga kini.
Pada 1960, perhelatan Paralimpik pertama diselenggarakan di Roma, diikuti 400 atlet difabel dari 23 negara. Selanjutnya, pada 1976, diselenggarakan Paralimpik Musim Dingin di Swedia. Sejak 1988, ajang Paralimpik selalu diselenggarakan di kota yang sama dengan perhelatan Olimpiade. Sekarang, Paralimpik telah jadi ajang olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade.
Paralimpik London 2012 diikuti 4.280 atlet difabel dari 150 negara yang akan berlaga pada 471 nomor pertandingan. Sebelum dimulai, Paralimpik kali ini sudah menuai berbagai rekor, yaitu rekor peserta dan rekor penonton. Terdapat 503 medali emas yang akan diberikan kepada para juara, pada ajang yang berlangsung selama 11 hari tersebut.
Acara penyulutan obor Paralimpik pada Selasa lalu, 28 Agustus 2012, bertempat di Stoke Mandeville, sebagai upaya mengenang sejarah desa tersebut yang telah menjadi bagian sejarah dari Paralimpik. Dari desa itu, obor diarak menuju London.
Di ajang Paralimpik London 2012, Indonesia mengirimkan empat atlet. Mereka ialah atlet tenis meja, David Yacob; atlet lompat jauh, Setyo Budi; atlet angkat besi, Ni Nengah Widi Asih; dan atlet renang gaya punggung 100 meter, Agus Ngaimin.
LONDON2012 | MUHAMAD RIZKI