TEMPO.CO, Damaskus - Sedikitnya 12 orang dilaporkan tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka ketika sebuah bom mobil meledak di kuburan di Damaskus. Demikian keterangan televisi Suriah, Selasa, 28 Agustus 2012.
Ledakan bom sengaja ditujukan saat prosesi pemakaman di sebuah kuburan yang dihuni mayoritas pemeluk Druze dan Kristen di daerah pinggiran Jaramana di luar tenggara ibu kota Suriah, Selasa, 28 Agustus 2012.
"Sebanyak 48 orang terluka," kata televisi pemerintah seraya menyebutkan bahwa insiden tersebut merupakan "perbuatan teroris".
Pemerhati Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), lembaga oposisi yang memantau kekerasan di Suriah dan bermarkas di Inggris, mengatakan target serangan adalah prosesi pemakaman dua pendukung Presiden Bashar al-Assad yang tewas dalam sebuah serangan bom, Senin, 27 Agustus 2012.
"Di pinggiran Kota Jaramana, sebuah mobil sarat bahan peledak menghantam upacara pemakaman dua penyokong rezim," kata SOHR.
"Puluhan orang cedera akibat ledakan Selasa, 28 Agustus 2012. Kemudian sejumlah ambulans tampak berada di lokasi kejadian," kata Direktur SOHR, Rami Abdel Rahman, kepada AFP. Dia menambahkan hampir seluruh penduduk Jeramana adalah pendukung rezim Assad.
Di lain pihak, para aktivis dalam laporannya menyebutkan sebuah bom meledak di pinggiran Kota Damaskus menyebabkan dua orang tewas.
Kekerasan di Suriah terus berlanjut. Hingga saat ini, menurut catatan PBB, sekitar 214 ribu orang telah meninggalkan Suriah. Jumlah pengungsi Suriah di Turki mencapai 200 ribu orang.
"Peningkatan jumlah pengungsi yang tiba di Turki sangat dramatis. Bandingkan dengan pekan-pekan sebelumnya. Dari yang kami lihat hanya 400-500 orang per hari, kini meningkat menjadi 5.000 saban hari dalam kurun waktu dua minggu," kata Melissa Fleming, kepala juru bicara PBB urusan pengungsi (UNHCR), dalam sebuah acara jumpa pers.
"Kami siap mengendalikan 200 ribu pengungsi dan bekerja sama dengan pemerintah Turki untuk membuat perencanaan," kata juru bicara lainnya, Sybella Wilkes, kepada Reuters.
PBB mencatat ada 74 ribu pengungsi di Turki. Namun jumlah tersebut meningkat menjadi 80 ribu. Yordania juga menjadi salah satu tempat 44 ribu pengungsi, sedangkan Libanon menampung 40 ribu. Adapun di Irak ada sekitar 15 ribu pengungsi.
Seorang pejabat di Turki mengatakan organisasi Bulan Sabit Merah Turki telah menyiapkan bantuan gawat darurat bagi para pangungsi yang masuk ke negaranya. Pejabat lainnya menambahkan bahwa Turki juga memberlakukan pengawasan keamanan yang ketat terhadap para pengungsi yang masuk melalui perbatasan. Kebijaksaan ini sengaja dibelakukan untuk menghindari masuknya pejuang Kurdi dari wilayah selatan Turki melalui Suriah.
AL JAZEERA | CHOIRUL