Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Osama Sudah Tewas Saat Navy SEAL Serbu Kamarnya

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
Osama Bin Laden. TEMPO/Machfoed Gembong
Osama Bin Laden. TEMPO/Machfoed Gembong
Iklan

TEMPO.CO, Washington - Mantan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, diklaim tewas bukan karena berondongan peluru tim Navy SEAL. Hal ini terungkap dalam buku No Easy Day: The Firsthand Account of the Mission That Killed Osama bin Laden, yang ditulis oleh salah satu anggota tim elit Angkatan Laut AS yang turut menyerbu tempat persembunyiannya di Pakistan.

Sang penulis, hanya menyebut identitasnya dengan nama samaran Mark Owen, melihat dengan matanya sendiri orang yang paling dicari pemerintah AS ini tewas pada bulan Mei 2011.Ia tengah sekarat saat tim berhasil menjangkaunya.

Owen, yang diidentifikasi oleh sejumlah media sebagai Matt Bissonnette, juga menulis tak seorangpun anggota Tim Enam Navy SEAL yang merupakan fans Presiden Barack Obama. Mereka juga sudah menduga pemerintahan Obama akan "numpang beken" dengan keberhasilan mereka.

Meski bukan pendukung Obama, Owen menulis bahwa Obama dihormati sebagai commander-in-chief dan yang memberikan lampu hijau pada operasi itu. Wakil Presiden Joe Biden justru yang disorot kurang bagus. Ketika mereka bertemu Obama setelah penyerbuan itu, ia menulis, Biden mengatakan lelucon  'garing' yang tak bisa dipahami, yaitu "mengingatkan pada paman seseorang yang mabuk pada saat dinner Natal".

Detail lain yang berpotensi memunculkan masalah dalam buku ini adalah bahwa jenazah bin Laden tampaknya tidak diperlakukan dengan bermartabat, jauh dari gambaran para pejabat AS yang menyatakan dikuburkan secara Islam di tengah laut. Owen menceritakan bahwa dalam penerbangan helikopter keluar dari kompleks itu, jenazah bin Laden dibaringkan di kaki seorang anggota sementara anggota lain yang bernama samaran Walt duduk di dadanya.

Buku ini mengatakan bahwa misi itu cukup berbeda dengan versi populer tentang apa yang terjadi di rumah persembunyian bin Laden di Abbottabad. Menurut versi resmi, bin Laden ditembak di kepala ketika Tim Navy SEAL melihatnya keluar dari pintu kamar tidur ke lorong menuju lantai teratas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Owen menulis bahwa anggota dari skuad elit melihat pemimpin teror itu  menyelinap ke kamar tidurnya, dan tentara, yang naik tangga ke lantai tiga, mengikuti. "Kami kurang dari lima langkah ketika aku mendengar tembakan ditekan. Dor. Dor. Aku tidak bisa mengatakan dari posisiku apakah tembakan itu mencapai target atau tidak. Yang jelas pria itu menghilang ke dalam ruangan yang gelap."

Sementara Gedung Putih mengklaim bahwa bin Laden bersenjata dan tidak menunjukkan niat untuk menyerah, ia menulis bin Laden tak bersenjata dan nafasnya tinggal sepotong-sepotong saat tim Navy SEAL mendapatkan tubuhnya.

Owen menulis bahwa saat bin Laden terbaring sekarat, seorang anggota timnya mengarahkan laser ke dadanya dan menembak beberapa kali. "Tubuhnya terbanting ke lantai sampai ia tak bergerak," tulisnya.

MAIL ONLINE | TRIP B

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran