TEMPO.CO , Palangkaraya: Jumlah titik panas di Provinsi Kalimantan Tengah bulan ini meningkat dua kali lipat dari 205 pada Juli menjadi 580. Hal itu terjadi lantaran Agustus ini merupakan titik puncak kemarau.
Menurut data Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah, sejumlah daerah sudah ada yang membakar lahan. Padahal lahan yang ada di Kalimantan Tengah saat ini sudah dalam kondisi kering sehingga sangat rentan terbakar.
“Saat ini kita bahkan sedang melakukan pengecekan lapangan di Kabupaten Murung Raya karena berdasarkan pantau Satelit Lapan, kabupaten ini memiliki lebih banyak titik panas dibanding daerah kabupaten kota lainnya di Kalteng , yakni 96 titik panas pada bulan Agustus ini,” kata petugas Pendeteksi Dini Kebakaran Lahan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA ) Kalimantan Tengah Andreas Dody, Rabu, 29 Agustus 2012.
Pengecekan itu dilakukan untuk memastikan apakah di sana terjadi kebakaran hutan atau lahan. “Sebelumnya kami beberapa waktu lalu (pertengahan Agustus) sudah melakukan pemadaman di sejumlah daerah seperti di Kabupaten Kotawaringin Barat, Palangkaraya dan Katingan,” ujar Dody.
Menurut dia, pembakaran lahan yang terjadi saat ini dilakukan untuk budidaya tanaman pertanian dan dilakukan masyarakat setempat untuk membuka lahan.
“Sementara itu untuk pembakaran yang besar yang bisanya dilakukan oleh perusahaan swasta belum ditemukan . Mudah-mudahan hingga berakhirnya musim kemarau pembakaran itu tidak ada sehingga kondisi kita tetap aman,” ujar Dody.
Menurut data BKSDA, ada tiga kabupaten yang terbanyak sebaran titik panasnya: Kabupaten Murung Raya 96, Kotawaringin Timur sebanyak 81, dan Lamandau sebanyak 74 titik panas. Sedangkan daerah kabupaten kota lainnya masih dalam batas kewajaran.
Sementara itu sejak Selasa, 28 Agustus 2012, pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan hujan buatan di Kalimantan Tengah. Hujan buatan berlangsung selama 40 hari.
KARANA WW
Berita lain:
Drogba-Anelka Terancam Dilego Shanghai Shenhua
SBY Pidato, Anak-Anak Tidur
La Nyalla Tantang AFC
Biaya Hidup Putin Rp 20 Triliun per Tahun
Carrefour Cabut dari Singapura Tahun ini