TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan makanan dan minuman kemasan, PT Mayora Indah Tbk (MYOR), siap melakukan efisiensi produksi untuk menyiasati kenaikan gas mulai September mendatang. Direktur Manufaktur Mayora Indah, Nurdin Lesmana, mengatakan perusahaan tidak berencana menaikkan harga satuan jual ke konsumen.
"Yang paling penting, kita akan melakukan efisiensi akibat kenaikan itu," kata dia di kantornya, Kamis, 30 Agustus 2012.
Seperti diketahui, mulai September mendatang, pemerintah bakal memberlakukan kenaikan harga gas untuk kalangan industri sebesar 35 persen. Menurut dia, rencana kenaikan gas itu diantisipasi perusahaan dengan menaikkan produktivitas serta menekan biaya produksi melalui efisiensi penggunaan gas. "Setiap hari kami mesti cek, apakah ada kebocoran gas atau tidak."
Nurdin menegaskan, perusahaannya tidak berencana merampingkan jumlah pekerja dalam menyikapi kenaikan harga gas tersebut. "Bukan menaikkan harga, justru menaikkan produktivitas, sehingga bisa menekan (pengaruh) harga gas," ucap dia.
Direktur Operasional dan Penjualan Mayora Tony Sumantri mengatakan, tahun ini, perseroan menargetkan penjualan sebesar Rp 11,4 triliun. Angka ini naik dari realisasi penjualan tahun lalu sebesar Rp 9,5 triliun. Dalam lima tahun terakhir, perseroan memperoleh kenaikan penjualan sebesar 35,2 persen.
Hingga semester pertama tahun ini, perseroan berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 5,4 triliun. Sedangkan laba bersih yang sudah diraih mencapai Rp 350 miliar dari Rp 630 miliar yang ditargetkan perseroan sepanjang 2012. "Sisanya kami optimistis mampu meraihnya di semester dua tahun ini."
JAYADI SUPRIADIN