TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan eksplorasi gas nonkonvensional. Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Evita H. Legowo, mengharapkan sebelum akhir tahun, terdapat lima kontrak wilayah kerja coal bed methane (CBM) baru yang ditandatangani. "Saya harapkan sebelum akhir tahun ini tanda tangan kontrak lagi sekitar lima wilayah. Sebagian besar antara Sumatera Selatan dan Kalimantan," katanya di Jakarta, Kamis, 30 Agustus 2012.
Evita mengatakan dari 50 kontrak CBM, sudah empat wilayah kerja yang berproduksi. Ia berharap hingga akhir tahun ada enam atau tujuh lapangan yang berproduksi. "Produksinya kecil, 0,3 ada juga 0,4 (mmscfd). Karena gas unconventional ini produksinya sedikit, tapi masa produksinya panjang," kata Evita.
Meskipun jumlahnya kecil, Evita mengaku produksi CBM merupakan prestasi karena baru dimulai pada 2008. Indonesia memiliki potensi cadangan gas CBM sebesar 453 triliun kaki kubik, lebih besar daripada cadangan gas konvensional sebesar 152 triliun kaki kubik.
Pemerintah menargetkan produksi gas dari CBM sebesar 500 mmscfd pada 2015. CBM adalah gas yang didapat dari lapisan batubara. Saat ini gas CBM sudah dimanfaatkan oleh PLN untuk pembangkit listrik sejak akhir 2011. Gas ini dipasok oleh Virginia Indonesia Company (VICO) dengan harga US$ 7,5 per mmbtu.
BERNADETTE CHRISTINA
Terpopuler
Kelompok Jhon Kei dan Hercules Bentrok Soal Lahan
Mirwan: Saya Tak Ada Transaksi dengan Tina Talisa
LIPI: ''Jurnal Inul'' Adalah Bentuk Pelecehan
Osama Sudah Tewas Saat Navy SEAL Serbu Kamarnya
Wawancara Tina Talisa: Seperti Tsunami Bagi Saya
Kang Jalal Bagikan Al-Quran yang Dibaca Kaum Syiah
Pengamat Kritik SBY Tegur Anak
Giliran Jokowi Dilaporkan ke Panwas
Diadukan ke Polisi Gara-gara Berisik Saat Bercinta
Politikus Demokrat Kesandung Dugaan Korupsi