TEMPO.CO, Bojonegoro - Krisis air bersih dan kekeringan meluas menjadi 30 desa di 16 kecamatan dari total 27 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kemungkinan jumlah desa yang membutuhan air bersih terus meningkat mengingat sejumlah mata air, embung, sungai, dan bendungan sudah mengering.
Sebanyak 16 kecamatan yang mengalami krisis air dan kekeringan, yaitu di Kecamatan Temayang, Sugihwaras, Kedungadem, Sukosewu, Tambakrejo, Balen, Kasiman, Ngasem, Baureno, Trucuk, Kepohbaru, Dander, Ngraho, Bubuan, Malo dan Tambakrejo. Sebagian besar, daerah yang mengalami krisis air dan kekeringan lokasinya jauh dari sungai Bengawan Solo.
Di Kecamatan Sugihwaras misalnya, terdapat enam desa yang mengalami krisis air dan kekeringan. Di antaranya Desa Kedungdowo, Ngujing, Wedoro, dan Alas Agung. Selama ini mereka mengandalkan sebagian kebutuhan air dari aliran sungai dari Bendungan Pacal di Kecamatan Temayang. Namun, debit bendungan dengan kapasitas sekitar 23 juta meter kubik itu semakin menurun dan sebagian waduknya telah mongering. Wilayah kecamatan Temayang juga jauh dari aliran sungai Bengawan Solo. Di kecamatan ini, warga harus membeli air bersih atau memilih mencari mata air di sumber air yang jaraknya cukup jauh.
Kondisi serupa juga terjadi di Desa Sidomukti, Kecamatan Kasiman, yang juga mengalami krisis air akibat musim kemarau panjang. Untuk mendapatkan air minum, warga harus pergi ke mata air desa yang letaknya dari perkampungan penduduk sekitar 1,5 kilometer. Namun, warga juga mesti antre terlebih dahulu guna mendapatkan air bersih. “Harus antre,” kata Doni, warga Desa Sidomukti, Kasiman, Kamis, 30 Agustus 2012.
Untuk mengatasi krisis air ini, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sudah menyiapkan lima truk tangki untuk pengadaan air bersih. Pengiriman air bersih dikoordinasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Bojonegoro. Air bersih dikirim atas permintaan masyarakat melalui desa dan kemudian disampaikan ke kantor kecamatan.
Menurut Kepala BPDB Bojonegoro, Kayianto, pengiriman air bersih untuk sementara melayani 30 desa yang melaporkan krisis air bersih dan kekeringan. Biasanya, dalam satu hari disiapkan sekitar lima truk tangki untuk ke desa-desa yang mengalami kekeringan dan butuh kiriman air bersih. ”Jadi, sudah terjadwal,” katanya.
Tahun ini, jumlah kecamatan yang mengalami kekeringan ada 16 kecamatan atau meningkat dibanding kemarau pada 2011 hanya 14 kecamatan. Kemarau diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir September, bahkan sampai pertengahan Oktober.
SUJATMIKO
Terpopuler:
Mirwan: Saya Tak Ada Transaksi dengan Tina Talisa
LIPI: ''Jurnal Inul'' Adalah Bentuk Pelecehan
Wawancara Tina Talisa: Seperti Tsunami Bagi Saya
Kang Jalal Bagikan Al-Quran yang Dibaca Kaum Syiah
Pengamat Kritik SBY Tegur Anak
Politikus Demokrat Kesandung Dugaan Korupsi
Kang Jalal dan Al-Quran yang Dibaca Kaum Syiah
Terima Duit Dari Mirwan? Tina Talisa Menjawab
Milad, Jalaluddin Rakhmat Bahas Soal Sampang
Enam Teguran SBY Ketika Pidato