Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jelajah Museum Korea, Gwangju National Museum

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Komunitas Jelajah Budaya, Unilever Green & Clean dan Komunitas Jakarta Green Monster membersihkan benda antik di museum Fatahillah kawasan Kota Tua dalam rangka CIF Cleaning Project, Jakarta, Selasa (3/7). Beberapa lokasi yang akan dibersihkan antara lain bunker pada Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), area halaman utama lapangan sekitar tugu Taman Fatahillah, kapal-kapal Museum Bahari, juga kaca, jendela dan lantai di Museum Wayang dan Museum Bahari. TEMPO/Tony Hartawan
Komunitas Jelajah Budaya, Unilever Green & Clean dan Komunitas Jakarta Green Monster membersihkan benda antik di museum Fatahillah kawasan Kota Tua dalam rangka CIF Cleaning Project, Jakarta, Selasa (3/7). Beberapa lokasi yang akan dibersihkan antara lain bunker pada Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), area halaman utama lapangan sekitar tugu Taman Fatahillah, kapal-kapal Museum Bahari, juga kaca, jendela dan lantai di Museum Wayang dan Museum Bahari. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO , Gwangju - Petualang menikmati Museum di Korea, masih berlanjut. Kali ini kota tempat demokratisasi Korea dimulai, Gwangju. Saya mengunjungi Gwangju National Museum bersama keluarga homestay yang tinggal di Propinsi Jeollanam-do ini.

Museum Nasional ini dibuka dari Selasa hingga Ahad, dan tutup saban Senin. Letaknya tak terlalu jauh dari Chonham National University, Perguruan tinggi terbesar di Gwangju. Cukup 20 menit jalan. Yang menyenangkan adalah, tak ada biaya untuk menikmati isi museum yang mengungkap sejarah peradaban Korea ini.

Memasuki halaman, pengunjung disodori taman dengan bunga cherry yang mekar di musim panas. Di tengah-tengah taman ada kolam yang bisa dilintasi dengan meloncat-loncat di atas bebatuan. Pengunjung kanak-kanak suka melintasi jalur kolam tersebut.

Tibalah di gedung utama berlantai dua dengan dominasi warna putih. Kami datang saat suhu di Gwangju berkisar 34-35 derajat Celcius pada 11 Agustus 2012. Dari pintu masuk, museum bahkan menyediakan payung bagi pengunjung untuk perjalanan dari pintu masuk ke gedung utama.

Tur museum sejarah kali ini dimulai dari sayap kanan gedung. Dari awal, pengunjung di arahkan untuk melihat sejarah perkembangan peradaban bangsa Korea dari zaman berburu hingga bercocok tanam. Aneka gerabah dan alat bantu berburu dipamerkan. Alat yang sebenarnya bisa dijumpai di Indonesia pula.

Tapi ternyata budaya bangsa Korea tak banyak berubah sejak zaman bercocok tanam, khususnya dari cara makan, berhias dan membuat gerabah. Mereka banyak menggunakan aneka perkakas untuk makan, dan sirkam yang serupa untuk berhias dan mulai mengembangkan kerajinan gerabah.

Kerajinan gerabah kemudian berkembang menjadi kerajinan keramik, khususnya di Jeollado. Dan mereka mempunyai motif khusus yang sudah melanglang buana kemashurannya, motif tersebut dikenal sebagai dengan Goryeo Celadon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejarah tak lepas juga soal aksara. Di Museum ini diungkap pula perkembangan aksara Korea (Han-Geul) dan karya-karya penulisnya. Tak ketinggalan pula pengaruh masuknya Budha ke Korea juga muncul. Ada sejumlah patung Budha tersenyum (Arhat statue), Budha berpasangan (pria dan wanita) dan Budha berlapis emas.

Ada yang mengusik perhatian di peradaban negeri K-Pop ini, yaitu pekuburan purba. Dahulu bangsa Han (bangsa Korea) menggunakan semacam kapsul tanah liat untuk mengebumikan jenazah. Jadi semacam peti jenazah berbentuk kapsul.

Dibanding dengan dua museum yang pernah saya kunjungi sebelumnya, museum kali ini relatif sama dengan yang ada di Indonesia. Tidak ada bagian khusus yang bersifat interaktif atau memanfaatkan multimedia. Tapi menilik situs resmi mereka di gwangju.museum.go.kr, ternyata Gwangju National Museum acap juga menggelar pameran khusus dan program spesial untuk remaja dan anak-anak.

DIANING SARI

Berita travel lainnya:
Libur Lebaran, Turis Bromo Mencapai 15 Ribu Orang 

Pulau Morotai Akan Dijadikan Cagar Budaya

Jalur Wisata Cilegon-Anyer Lumpuh

Gunung Takuban Perahu dalam Status Waspada 

12 Kota Religi Umat Muslim

3 Tempat Wisata ''Aneh bin Ajaib'' 

Lantaran Difilmkan, 7 Lokasi Wisata Jadi Terkenal

Agustus, Festival Musik Bambu hingga Layang-layang

Kereta Kuno Jaladara Laris Manis

Hati-hati, Gunung Bromo Rawan Longsor

Bersorak di Lapangan Baseball Gwangju

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengelolaan Kebun Raya Cibodas Akan Dilelang  

20 Agustus 2013

ANTARA/Teresia May
Pengelolaan Kebun Raya Cibodas Akan Dilelang  

Ada empat lokasi wisata yang memiliki daya tarik tertinggi di kawasan Cianjur, yaitu Kebun Raya Cibodas, Pantai Jayanti, Ziarah Makam Cikundul, dan Waduk Cirata.


300 Wisatawan Parangtritis Disengat Ubur-ubur  

11 Agustus 2013

Tentakel ubur-ubur hydromedusa bentik ini bercahaya. Dailymail.co.uk
300 Wisatawan Parangtritis Disengat Ubur-ubur  

Ubur-ubur datang bersamaan dengan datangnya musim kemarau


100 Ribu Pengunjung Padati Kawasan Wisata Ancol

9 Agustus 2013

Pengunjung memadati pantai Ancol di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.(TEMPO/Yosep Arkian)
100 Ribu Pengunjung Padati Kawasan Wisata Ancol

Untuk lebaran tahun ini, Ancol dipadati sekitar 100 Ribu pengunjung.


Hari Ini, Pengunjung Ragunan Diprediksi Membludak

9 Agustus 2013

Pengunjung menonton seekor gajah di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta. ANTARA/Anita Permata Dewi
Hari Ini, Pengunjung Ragunan Diprediksi Membludak

Tahun lalu, puncak kunjungan ada di H+2 ketika pengunjung Ragunan mencapai 142.999 orang.


Borobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri

8 Agustus 2013

Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini merupakan candi Buddha terbesar sekaligus paling terkenal di dunia. Borobudur dibangun pada abad ke-8 oleh dinasti Syailendra. TEMPO/Subekti
Borobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri

Pengelola Candi Borobudur juga memasang close circuit television atau kamera CCTV di sejumlah titik di kawasan candi.


Payung-payung Cantik Warnai Langit Agueda Portugal  

26 Juli 2013

Payung warna-warni digantung di atas jalanan Agueda, Portugal, untuk melindungi orang-orang dari sengatan panasnya matahari. Keindahan jalanan ini kini menjadi atraksi turis yang digemari di Portugal. Dailymail.co.uk
Payung-payung Cantik Warnai Langit Agueda Portugal  

Payung-payung tersebut membuat turis yang berkunjung ke Agueda, Portugal, terkagum-kagum.


Jatim Park Group Bagi-bagi Tiket Gratis

10 Juli 2013

Museum Satwa di Kota Batu ini merupakan anak usaha Grup Jatim Park yang satu lokasi dengan Batu Screet Zoo di Jatim Park 2. TEMPO/Abdi Purnomo
Jatim Park Group Bagi-bagi Tiket Gratis

Promo diberikan untuk menjaga tingkat kunjungan wisata yang menurun saat bulan puasa.


Layak Dicoba, Resor Mewah Milik Bos Virgin Air

5 Juli 2013

Great House di Necker Island, British Virgin Islands milik miliarder Richard Branson yang disewakan seharga US $ 60 ribu atau sekitar Rp 596 juta per malam. Dailymail.co.uk
Layak Dicoba, Resor Mewah Milik Bos Virgin Air

Untuk menginap di resor mewah ini, Anda harus siap mengeluarkan
biaya sebesar US $ 60 ribu atau sekitar Rp 596 juta per
malamnya. Apa fasilitasnya?


Tantangan Penjelajah Kaldera Tambora

5 Juli 2013

Gunung Tambora. wikipedia.org
Tantangan Penjelajah Kaldera Tambora

Lama waktu tempuh turun sejauh 2,8 kilometer ini diperhitungkan delapan jam dan pulangnya memerlukan waktu lebih lama, sekitar 12 jam.


BBM Naik, Lokasi Wisata Bogor Padat Pengunjung

23 Juni 2013

Kemacetan di jalur keluar pintu tol Gadog, Ciawi, menuju kawasan Puncak, Bogor. ANTARA/Arif Firmansyah
BBM Naik, Lokasi Wisata Bogor Padat Pengunjung

Riska bahkan sudah menyiapkan uang untuk membeli ole-ole dan biaya makan di restroran untuk keluarganya.