TEMPO.CO, London - Sebuah riset terbaru menunjukkan tindakan aborsi yang berulang kali akan menyebabkan kelahiran prematur.
Menurut riset yang dipublikasikan dalam Jurnal Human Reproduction itu, seorang perempuan yang pernah melakukan aborsi lebih dari sekali akan semakin besar kemungkinannya untuk melahirkan secara prematur.
Riset ini mengumpulkan data dari 300.858 ibu yang melahirkan pertama kali di Finlandia dalam rentang waktu antara 1996-2008.
Dari data tersebut menunjukkan kelahiran prematur, lahir sebelum 28 minggu, berpeluang terjadi tiga kali lebih besar pada wanita yang pernah melakukan aborsi tiga kali atau lebih.
Hasil penelitian itu menunjukkan ada tiga bayi yang lahir sebelum 28 minggu untuk setiap 1.000 perempuan yang belum pernah melakukan aborsi, empat per 1.000 yang telah memiliki satu aborsi, enam pada mereka yang telah memiliki dua aborsi dan 11 jika wanita itu memiliki tiga atau lebih aborsi.
"Hasil penelitian kami menunjukkan aborsi sebelum kelahiran pertama, terutama tiga kali atau lebih aborsi akan meningkatkan risiko pada kelahiran pertama," kata Reija Klemetti, peneliti utama dari National Institute for Health and Welfare di Helsinki, seperti dikutip dari BBC, Jumat, 31 Agustus 2012.
BBC juga menyebutkan jumlah perempuan yang melakukan beberapa kali aborsi kian meningkat di Inggris dan Wales.
Andrew Whitelaw, seorang profesor kedokteran neonatal di University of Bristol, mengatakan kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu menghadapkan bayi pada risiko seperti cedera otak dan kematian. "Sedangkan lahir sebelum 28 minggu akan berisiko meningkatkan kematian, cedera otak, dan cacat tetap," katanya.
BBC | IQBAL MUHTAROM
Terpopuler:
26 Ribu Orang Foto Telanjang Dukung Harry
Ditahan karena Intip Rok Tersingkap di Kereta
Pria dan Wanita Terpendek di Dunia Bertemu
Seperempat Bayi Inggris Lahir dari Wanita Asing
Presiden Mesir Pidato, Wakil Suriah Walkout
Malaysia Tutup 6 Kebun Binatang
Mursi Pidato, Delegasi Suriah Walkout
Najib Razak: Hentikan Pertengkaran dan Bekerjalah
102 Tersangka Pembantaian Maguindanao Ditahan
Yordania Pulangkan Pengungsi Suriah