TEMPO.CO , Jakarta:Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Kepolisian RI meningkatkan kewaspadaan dan optimal memberikan rasa aman kepada warga Solo. "Kita tahu bahwa beberapa hari terakhir ada kasus penembakan, pelemparan granat, dan aksi-aksi yang bisa diklasifikasikan sebagai yang bisa meresahkan masyarakat dan keamanan di sana," kata juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, di Gedung Bina Graha, Komplek Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 31 Agustus 2012.
Menurut Julian, Presiden Yudhoyono berharap upaya peningkatan kewaspadaan di Solo juga melibatkan instansi terkait lainnya. Misalnya jajaran intelijen, baik dari kepolisian, TNI, maupun Badan Intelijen Negara (BIN). "(Agar mereka) bekerja lebih aktif dan lebih intens untuk bisa mengungkapkan atau paling tidak agar kasus-kasus serupa tidak kembali terulang di Kota Solo," ujar dia.
Tiga aksi teror di Solo, Jawa Tengah, terjadi di pos polisi. Sebanyak tiga korban jatuh dari pihak kepolisian. Bahkan, seorang korban meninggal dunia dalam serangan terakhir yang berlangsung kemarin sore di pos polisi Pasar Modern Singosaren, Solo. Polisi yang tengah berjaga, Bripka Dwi Data Subekti, tewas tertembus empat peluru yang dilepaskan pelaku dari jarak dekat.
Sebelumnya, serangan pertama terjadi pada 17 Agustus lalu yang bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan. Pengendara sepeda motor memberondong Pos Pengamanan Lebaran 05 Gemblekan dengan sembilan tembakan. Dua polisi terluka akibat serangan itu.
Sehari kemudian, serangan terjadi lagi terhadap pos pengamanan di kawasan Gladak. Serangan tak memakan korban, tetapi pengendara motor melempar benda sejenis granat ke pos tersebut.
PRIHANDOKO
Berita Menarik Lainnya
Anak Bripka Dwi Data Sepat Sambangi Pos Polisi
Polisi Belum Tetapkan Tersangka Baru Kasus Sampang
19 Warga Syiah Belum Diketahui Keberadaannya
Pemulung Temukan Bungkusan Bahan Peledak
Belasan Warga Syiah Sampang Diperiksa Polisi